Suara.com - Pernahkah anda menjadi investor? Kalau iya, jenis investasi apa yang menjadi kendaraan Anda? Kenapa ada pertanyaan itu, karena sekarang ini memarkirkan uang di bank saja memang sudah menjadi hal yang tidak zaman lagi, sekarang adalah saatnya untuk berinvestasi. Meskipun punya tingkat risiko, tapi dengan iming-iming keuntungan yang bisa didapat, rasanya masalah itu bisa dikesampingkan.
Mengenai alasan utama kenapa harus berinvestasi, jawaban paling pertama adalah inflasi. Di mana uang yang diparkir di bank nilainya akan semakin berkurang karena tekanan inflasi ini. Meskipun jumlah nominalnya sama, namun nilainya semakin lama akan semakin berkurang. Maka dari itu, rasanya sudah tepat diucapkan kalau kita sangat perlu untuk mencari instrumen atau kendaraan investasi menguntungkan selain tabungan atau deposito yang mampu mengalahkan inflasi.
Untuk membantu Anda, kami akan memberikan beberapa rekomendasi instrumen investasi yang bisa dipilih. Apa saja? Ini dia.
1.Investasi Reksa Dana
Mau investasi tapi tidak punya dana besar? Inilah jawaban tepat atas masalah Anda. Dengan reksa dana, hanya dengan uang Rp 100 ribu, saja anda sudah bisa mulai berinvestasi. Reksa Dana tergolong jenis instrumen investasi yang punya risiko tidak terlalu besar. Karena sifatnya yang cocok untuk jangka panjang. Ada beberapa produk reksa dana yang bisa dipilih, mulai dari pasar uang, pendapatan tetap, investasi saham, campuran dan lain sebagainya.
Mengenai investasi reksa dana, ada beberapa istilah yang perlu Anda ketahui. Pertama adalah manajer investasi. Sebelum Anda mengambil keputusan mengambil produk reksa dana, terlebih dahulu Anda harus mencari manajer investasi. Karena kesuksesan investasi kita nantinya akan ditentukan oleh manajer investasi tersebut. Dialah yang nantinya akan bekerja sebagai “perawat” agar nilai investasi Anda akan terus tumbuh layaknya seorang anak. Bagaimana cara menemukannya? Mudah, cukup datang ke bank atau langsung ke perusahaan penyedia layanan reksa dana.
2.Investasi Saham
Menurut beberapa pendapat, investasi saham merupakan jenis investasi yang rentan terhadap risiko. Meskipun begitu, keuntungan yang bisa didapat sangatlah besar. Maka dari itu diperlukan perhitungan yang matang dan terukur serta tidak spekulatif. Untuk memulai investasi saham, Anda tinggal membuka rekening saham di perusahaan sekuritas. Hal yang perlu diperhatikan sebelum mendaftarkan diri adalah, sebaiknya lakukan penelitian tentang reputasi dan kredibilitas sekuritas yang Anda pilih. Carilah informasi mengenai jenis layanan yang ditawarkan, biaya yang dikenakan, kekuatan modal, dan lain-lain.
Hal yang sangat ditekankan sebelum ikut “bermain saham” adalah pengetahuan yang cukup memadai tentang fluktuasi harga. Banyak orang yang gulung tikar akibat berspekulasi dengan investasi saham. Maka dari itu bagi pemula yang ingin terjun ke dunia investasi saham, setidaknya mereka harus mempelajari terlebih dahulu patokan-patokan dasar dalam memilih saham sebuah perusahaan.
3.Investasi Emas
Banyak orang yang tergiur dengan investasi yang satu ini karena kemudahannya dan resiko yang relatif rendah, meskipun harga emas tidak mempunyai kemudahan cashflow seperti jenis investasi lain. Karena emas baru bisa menjadi likuid ketika dijual lagi.
Jika Anda sudah memantapkan langkah untuk memilih emas sebagai kendaraan investasi, hal yang disarankan adalah membeli langsung emas batangan ke PT Antam karena Anda akan mendapatkan dokumen resmi pembeliannya. Selain itu, di sana juga tersedia berbagai ukuran emas batangan mulai dari berat terkecil 1 gram. Simpan emas tersebut di deposit box di bank. Kalau harga emas lagi naik, disitulah Anda bisa menjualnya dan akan mendapatkan keuntungan.
Mengenai harga dan nilai likuiditasnya, memang harga emas batangan yang ukurannya lebih besar lebih lebih murah dari pada emas yang ukurannya lebih kecil. Akan tetapi emas yang ukurannya lebih kecil lebih gampang dijual karena harganya tidak sebesar emas yang ukurannya besar. Soal ini, terserah minat dan kemampuan anda.
4.Investasi Properti
Yang tidak kalah menarik adalah investasi di bidang properti. Meskipun modal yang dibutuhkan untuk berinvestasi jenis ini lumayan besar, namun masih sangat mungkin untuk diawali dengan modal seadanya. Misalnya saja di awali dengan membeli rumah seken yang harganya di bawah Rp500 juta. Dengan begitu anda bisa menyewakan rumah tersebut dengan tariff 3-7 persen dari harga pembelian. Apalagi jika Anda kreatif, dengan merenovasi sedikit atau menjadikan rumah terebut full furnish, Anda bisa menaikkan lagi tarifnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas