Suara.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengklasifikasikan produk keuangan syariah untuk diberikan fasilitas penjaminan dengan tujuan mendorong perkembangan sektor keuangan berbasis prinsip Islam tersebut.
"Kita sedang pelajari berbagai produk syariah yang nanti bisa mendorong perkembangannya lebih lanjut terutama untuk menilai produk mana yang bisa kita berikan penjaminan," kata Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah di Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Hal tersebut disampaikan Halim ketika dimintai tanggapan atas rata-rata pertumbuhan perbankan syariah lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan industri perbankan konvensional, namun pangsa pasarnya (market share) masih belum mencapai 5 persen.
Halim menuturkan pihaknya akan memilih produk yang bisa mendorong perkembangan sektor syariah secara signifikan dengan cara memberikan jaminan yang sesuai dengan jenis produknya.
"Kami mempelajari produk-produk syariah yang akan diberikan penjaminan sesuai dengan jenis produknya agar bisa mendorong perkembangan syariah lebih lanjut," ujarnya.
Kendati demikian, Halim menyatakan pihaknya juga harus menentukan produk yang sesuai dengan aturan LPS untuk bisa diberikan penjaminan karena tidak semua produk syariah yang bisa diberikan fasilitas tersebut.
"Sekarang masih ada diskusi apakah produk syariah itu deposito, simpanan, atau investasi. Kalau investasi, itu tidak bisa dijamin," ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun Antara, pasar modal syariah di Indonesia telah menunjukkan perkembangan menggembirakan dengan penerbitan sukuk negara yang telah menunjukkan peningkatan dalam setiap tahunnya dengan tenor yang semakin bervariasi.
Pelaku yang dominan di pasar Sukuk Indonesia masih ditempati pemerintah dengan variasi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) seperti Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S), Sukuk Negara Indonesia (SNI), Sukuk Ritel (SR), Project Based Sukuk (PBS), Islamic Fixed Rate Sukuk (IFR), Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI) dan lainnya.
Sampai September 2015, total penerbitan SBSN menguasai kurang lebih 12,5 persen pangsa pasar surat utang negara dengan nilai tercatat Rp369 triliun dan total outstanding SBSN sebesar Rp288,5 triliun terdiri dari Rp256 triliun SBSN yang tradable dan Rp32 triliun SBSN yang nontradable.
Total outstanding SPN-S Rp8,84 triliun, PBS Rp41,6 triliun dan SR Rp21,97 triliun. Sementara itu, SDHI masih belum besar yakni hanya sebesar Rp3 triliun dan SNI juga baru Rp26,4 triliun.
Sukuk juga merupakan instrumen yang perkembangannya sangat pesat terutama di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim dan beberapa negara maju seperti Malaysia dengan total outstanding sukuk 16,34 miliar dolar AS pada 2014 atau menguasai 13,98 persen pangsa sukuk dunia, diikuti Indonesia dengan total outstanding sukuk sebesar 5,78 miliar dolar AS atau menguasai 4,95 persennya.
Di negara-negara Timur Tengah, Uni Emirat Arab (UEA) menjadi penerbit sukuk terbesar di dunia dengan nilai total outstanding Sukuk 45,98 miliar dolar AS atau menguasai 39,35 persen pangsa pasar sukuk global diikuti Saudi Arabia dengan nilai 21,54 miliar dolar AS atau 18,43 persen. Total Sukuk global sendiri mencapai 668 miliar dolar AS. (Antara)
Berita Terkait
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
BSI Bongkar Ironi Perbankan Syariah RI: Aset Raksasa, Tapi Penetrasi Pasar Masih Tidur
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
-
Semangat Generasi Muda untuk Keuangan Syariah yang Lebih Cerdas dan Halal dalam Nushafest 2025
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
USS Jakarta 2025 x BRI: Nikmati Belanja Fashion, Sneakers dan Gaya Hidup Urban dengan Promo BRI
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Dapat Tax Holiday, Bahlil Pastikan PT Lotte Chemical Indonesia Perluas Pabrik di Cilegon
-
Menteri UMKM Tuding Bea Cukai sebagai Biang Kerok Lolosnya Pakaian Bekas Impor
-
Menperin Agus Sumringah: Proyek Raksasa Lotte Rp65 Triliun Bakal Selamatkan Keuangan Negara!
-
Cara Daftar Akun SIAPkerja di Kemnaker untuk Ikut Program Magang Bergaji
-
Presiden Prabowo Guyur KAI Rp5 T, Menperin Agus: Angin Segar Industri Nasional!
-
Selain Pabrik Raksasa Lotte, Prabowo Pacu 18 Proyek Hilirisasi Lain: Apa Saja Targetnya?
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
Harga Pupuk Subsidi Turun, Menko Pangan Apresiasi Pupuk Indonesia