Suara.com - Pertumbuhan belanja iklan di kuartal tiga tahun ini masih menunjukkan tren positif dengan nilai pertumbuhan sebesar 3% untuk total TV dan media cetak. Secara keseluruhan, sepanjang semester pertama 2015 total belanja iklan meningkat sebesar 4%. Demikian menurut data Nielsen Advertising Information Services.
“Dibandingkan dengan tahun 2014, tahun ini memang terjadi penurunan belanja iklan yang signifikan pada kuartal ke dua, dari 12% menjadi 6%. Kampanye pemilihan presiden menjadi faktor pembeda yang sangat kuat, dimana tahun lalu kampanye politik merupakan pendorong utama pertumbuhan belanja iklan. Namun pada kuartal ketiga tahun ini kami melihat tanda-tanda pemulihan belanja iklan,” tutur Hellen Katherina, Direktur Media, Nielsen Indonesia dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Rabu (18/11/2015).
Dari sisi kategori produk, sepanjang Januari-September 2015 kategori Pemerintahan dan Organisasi Politik memberikan kontribusi yang paling tinggi untuk nilai belanja iklan yaitu Rp4,6 Triliun, walaupun pertumbuhannya menurun 15%. Di urutan berikutnya pada periode yang sama adalah Produk Perawatan Rambut dengan total belanja iklan sebesar Rp3,4 Triliun. Adapun beberapa kategori utama yang mendorong pertumbuhan diantaranya adalah Layanan Online yang tumbuh 50% menjadi Rp2,3 Triliun sepanjang Januari-September 2015, Susu Pertumbuhan yang tumbuh sebesar 44% menjadi Rp2,1 Triliun, serta Rokok Kretek yang belanja iklannya meningkat sebesar 30% menjadi Rp3,3 Triliun.
Sementara itu jika dilihat dari merek-merek yang beriklan baik di TV maupun media cetak, dua merek mi instan terbesar yaitu Indomie dan Mie Sedaap menjadi kontributor tertinggi dengan total belanja iklan masing-masing sebesar Rp723 Miliar dan Rp571 Miliar. Berada di bawah dua merek tersebut, Traveloka turut menjadi kontributor belanja iklan utama dengan nilai Rp547 Miliar. Traveloka juga menjadi merek yang menunjukkan pertumbuhan belanja iklan yang tinggi yaitu sebesar 702% hingga akhir September. Selain Traveloka, dari kategori Layanan Online, Tokopedia memberikan pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu sebesar 1582% menjadi Rp355,7 Miliar untuk periode Januari-September 2015. Dengan nilai tersebut, Tokopedia menduduki urutan 9 dalam daftar merek-merek yang paling banyak beriklan di TV dan media cetak.
Jika dilihat dari jenis medianya, pertumbuhan belanja iklan di periode Januari-September 2015 lebih didorong oleh pergerakan yang positif di TV yaitu secara agregat meningkat sebesar 8%. Adapun sebaliknya media cetak menunjukkan penurunan, dimana belanja iklan koran turun sebesar -6% dan majalah turun sebesar -13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Hiburan dan Serial Serap Belanja Iklan Tertinggi
Dibandingkan dengan kuartal tiga tahun lalu, di kuartal ketiga tahun ini belanja iklan TV menunjukkan pergerakan positif sebesar 6% yaitu menjadi sebesar Rp20,9 Triliun dari sebelumnya Rp19,7 Triliun. Untuk periode sepanjang Januari-September, belanja iklan tumbuh sebesar 8% menjadi Rp62 Triliun.
Nilai belanja iklan di periode tersebut sebagian besar diserap oleh program Entertainment/Hiburan dan Series/Serial yaitu dengan proporsi masing-masing sebesar 23% dan 22%, atau hampir separuh dari keseluruhan belanja iklan TV. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, program Hiburan secara konsisten menjadi program dengan total nilai belanja iklan terbesar dibandingkan program lainnya, selain itu proporsinya meningkat dari sebelumnya 20%. Program Serial menunjukkan peningkatan proporsi belanja iklan yang lebih jelas karena di tahun sebelumnya hanya menyerap 17% dari total belanja iklan di TV.
Produk Apakah yang Banyak Beriklan di Program-Program Hiburan dan Serial?
Untuk program Hiburan, porsi yang paling besar adalah acara Variety Show yang ditayangkan sebanyak 3.664 jam di sepanjang Januari-September 2015, disusul oleh program Talk Show dengan durasi tayang total 2.645 jam. Namun, jika dilihat dari pertumbuhan belanja iklannya, program Talent Search atau ajang pencarian bakat dengan durasi tayang total 2.341 jam berhasil meningkatkan nilai belanja iklannya hingga 157%.
Dalam urutan 10 acara Talent Search yang terbanyak ditonton, sebagian besar didominasi oleh episode-episode dari D’Academy, dengan Mie Sedaap sebagai pengiklan terbesar. Namun dari sisi jumlah merek, pengiklan terbanyak adalah dari produk rokok kretek.
Adapun untuk program Serial, durasi tayangnya sangat didominasi oleh program Serial Drama yaitu 9.708 jam di sepanjang Januari-September 2015. Jumlah durasi tayang Serial Drama tersebut mencakup 91% dari total durasi program Serial secara keseluruhan dan meningkat 25% dari total durasi tayang tahun sebelumnya. Nilai belanja iklan yang diserap oleh serial Drama juga mengalami kenaikan sebesar 27%. Untuk Serial Drama, Indomie adalah pengiklan terbesar.
Pada genre ini, kelas sosial ekonomi Upper memiliki kecenderungan yang berbeda dengan kelas sosial ekonomi Middle-Lower. Upper lebih banyak menonton Serial Drama dari India dan Turki, sementara pemirsa dari kelas sosial Middle-Lower cenderung lebih banyak menonton Serial Drama lokal.
Berita Terkait
-
Saat Podcast Jadi Pilihan Belajar, Apa yang Hilang dari Televisi?
-
Iklan Pemerintah di Bioskop: Antara Transparansi dan Propaganda
-
Heboh Video Prabowo, Fadli Zon Kritik Jokowi Diungkit Lagi: Bioskop Bukan buat Nonton Iklan Politik!
-
Fadli Zon Curiga Capaian Pemerintah di Iklan Bioskop Hoaks, Tapi Itu Dulu, Netizen: Coba Tanya Lagi
-
Penjelasan Lengkap Menkominfo Soal Video Presiden di Bioskop: Transparansi atau Propaganda?
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?