Suara.com - Pembagian hasil atau bagian pengaturan (Split Sliding Scale) Blok Mahakam pasca 2017 menggunakan rumusan Revenue Over Cost (R/C) yang besarannya diatur sesuai ketentuan bersama.
"Ini adalah hal yang baru untuk pembagian aturan blok Mahakam, dengan R/C," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (migas) Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa malam.
Revenue over cost artinya penerimaan dibagi dengan biaya atau pengertiannya semakin besar hasil yang didapatkan dari Blok Mahakam, maka makin besar pula bagian untuk pemerintah Indonesia, melalui Pertamina.
Ia menjelaskan jika R/C perbandingan hasilnya 0-1, maka minyak sebanyak 80 persen untuk negara, dan 20 persen kontraktor. Sedangkan gas, untuk negara 65 persen dan hasil 35 persen untuk kontraktor.
Kemudian, jika hasilnya 1 sampai 1,2, maka pemerintah akan mendapat minyak sebesar 82,5 persen dan gas 67,5 persen, sedangkan untuk kontraktor, minyak sebanyak 17,5 persen serta gas 32,5 persen.
Namun, jika perbandingan hasil penerimaan dengan biaya produksi rasionya lebih dari 1,6, maka pemerintah akan mendapat minyak sebesar 90 persen dan kontraktor 10 persen, sedangkan gas untuk pemerintah 75 persen dan kontraktor 25 persen.
Selain itu, untuk meningkatkan eksplorasi pada kontrak baru diberikan insentif berupa Blok Basis dan investment credit sebesar 17 persen. Bonus tanda tangan sebesar 41 juta dolar AS dan first tranche petroleum sebesar 20 persen.
Sebelumnya, Pertamina telah sepakat menandatangani "Heads of Agreement" (HoA) antara Total E&P Indonesie dan Index Corporation terkait persiapan untuk alih kelola Blok Mahakam setelah kontrak Total E&P Indonesie di Blok Mahakam tidak diperpanjang.
HoA juga mengatur "commercial agreement" yang berisi kesepakatan komersial antara Pertamina dan Total-Inpex dalam menyelesaikan komposisi kemitraan pada KKS yang baru dibentuk, serta hal-hal yang terkait dengan prosedur kerja sama antarpihak yang baru.
Pembagian saham adalah Pertamina 70 persen dengan interest 10 persennya merupakan kepemilikan BUMD, dan 30 persen untuk Total E&P Indonesie dan Index Corporation, rinciannya 50:50.
Nilai dari pembagian tersebut belum bisa disebutkan karena Pertamina belum melakukan revaluasi aset terhadap Blok Mahakam. (Antara)
Tag
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Aksi BRI Peduli dan Sungai Watch Pulihkan Fungsi Ekologis dan Kelestarian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Rekomendasi Aplikasi Sekuritas Mirip Stockbit, Biaya Murah dan Terdaftar OJK
-
Siap-siap! Kantor Menkeu Purbaya Bakal Kenakan 'Pajak Gula' Buat Coca-cola Cs
-
Menkeu Purbaya: Saya Tak Suka Banyak Utang!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan dari Bekasi, Gunung Kidul dan Sukadana
-
Menkeu Purbaya Buka Opsi Turunkan PPN, Ditentukan Akhir Tahun
-
Imajinasi Iklim dari Pinggiran: Cerita yang Tak Terdengar di Forum-forum Megah Pemerintah
-
Pemerintah Tarik Utang Hingga Rp 501,5 Triliun, Wamenkeu Ungkap Realisasinya