Suara.com - Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi mengakui pihaknya menerima dorongan kuat untuk membentuk Panitias Khusus (Pansus) Freeport. Dukungan kuat muncul mengingat begitu banyak persoalan lama di pertambangan mineral yang dikelola PT Freeport Indonesia.
"Kami menangkap aspirasi yang kuat untuk membentuk itu (Pansus Freeport). Masalah ini akan segera kami bahas begitu DPR memasuki masa sidang lagi awal tahun depan. Saat ini DPR sedang reses," kata Kurtubi saat dihubungi Suara.com, Kamis (24/12/2015).
Kurtubi mengakui banyak sekali persoalan yang membelit kegiatan penambangan tembaga, emas dan perak di Timika, Papua tersebut. Kasus terakhir adalah kasus "Papa Minta Saham" yang menyeret mantan Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid. Namun politisi Partai Nasdem tersebut mengingatkan Pansus Freeport tidak akan hanya berkutat ke persoalan Setya Novanto semata. "Kami juga akan menyelidiki sejumlah ketidakberesan yang muncul sejak Kontrak Karya PT Freeport Indonesia tahun 1991," ujar Kurtubi.
Salah satunya adalah keanehan saham Freeport sebesar 9,36 persen pada waktu itu jatuh ke tangan swasta PT Indocopper Investama (PTII), salah satu anak perusahaan milik Aburizal Bakrie . Belakangan Ical kembali menjual sahamnya kepada Freeport McMoran.
Namun Kurtubi menegaskan bahwa Pansus Freeport adalah proses politik. Proses hukum pidana di Kejaksan Agung dalam soal pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden dalam urusan meminta saham Freeport berdiri terpisah. "Jadi proses ini berdiri sendiri," imbuh Kurtubi.
Sebagaimana diketahui, dukungan pembentukan Pansus Freeport berhembus kencang di DPR pasca Setya Novanto mengundurkan diri dari jabatannya selaku Ketua DPR RI. Salah satu penyokong utama adalah Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Fahri beralasan dengan adanya pansus angket ini maka semua kronologi perpanjangan izin kontrak betul-betul bisa dibaca oleh seluruh masyarakat Indonesia secara detail.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pasca kengsernya Setnov, kontoversi Freeport kembali muncul setelah ada tuduhan pertemuan keluarga Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dengan bos Freeport yang akrab dipanggil Jim Bob. Tuduhan muncul dari Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Andre Rosiade. Ia mengungkapkan terdapat pertemuan antara Jim Bob dengan keponakan JK yang seorang pengusaha nasioal Erwin Aksa dan adik ipar JK yaitu Aksa Mahmud di Kantor Bosowa, Menara Karya lantai 16, Kuningan Jakarta. Pertemuan tersebut berlangsung bulan Juni 2015 setelah JK menjadi Wakil Presiden.
Pertemuan ini menjadi kontroversial mengingat Freeport sedang berupaya memperpanjang masa Kontrak Karya (KK) yang akan habis tahun 2021. Selain itu PT Freeport Indonesia juga tengah dalam proses melakukan divestasi saham sebesar 10,64 persen. Namun hingga kini Freeport belum juga melepaskan sahamnya.
Padahal mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, PT Freeport Indonesia harus mendivestasikan sahamnya hingga 20 persen pada 14 Oktober 2015 dan 30 persen pada 14 Oktober 2019. Sampai saat ini, saham pemerintah di PT Freeport Indonesia baru sebesar 9,36 persen.
Berita Terkait
-
Jadi Penyumbang Produksi Terbesar, Kapan Tambang Bawah Tanah Freeport Bisa Operasi Kembali
-
Freeport Pede Setoran ke Negara 2025 Rp 70 Triliun di Tengah Produksi Turun, Kok Bisa?
-
Hanya Produksi 2 Tambang, Produksi Emas Freeport di 2025 Meleset 50 Persen dari Target
-
ESDM Kini Telusuri Adanya Potensi Pelanggaran Hukum pada Longsornya Tambang Freeport
-
Pakar Beberkan Keuntungan Negara dalam Penambahan Saham Freeport 12 Persen
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas