-
ESDM telusuri penyebab longsor tambang Freeport GBC untuk evaluasi.
-
Ditjen Gakkum ESDM investigasi potensi pelanggaran hukum di tambang.
-
Pemerintah belum izinkan operasi, tunggu hasil audit keamanan tambang.
Suara.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih terus menelusuri penyebab longsornya tambang Grasberg Block Cave (GBC) PT Freeport Indonesia (PTFI)
Tak cukup Ditjen Mineral dan Batu Bara, Kini ESDM menerjunkan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) untuk investigasi adanya potensi pelanggaran hukum.
"Apakah itu ada permasalahan hukum juga di situ, apakah itu ada kelalaian, ini lagi dilakukan evaluasi oleh Dirjen Gakkum," ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, yang dikutip, Sabtu (8/11/2025).
Namun, ia mengaku sampai saat ini, pemerintah belum memberi restu PT Freeport Indonesia untuk mengoperasionalkan kembali tambang tersebut.
Akan tetapi, Yuliot menyebut, tak menutup kemungkinan dalam proses investigasi itu dinilai aman untuk kembali beroperasi, maka ESDM kan memberikan izin beroperasi kembali.
"Jadi kalau ini sepanjang itu berdasarkan evaluasi yang kita lakukan, aman untuk dilakukan kegiatan, ya kita juga akan tetap mengizinkan," imbuhnya.
Sebelumnya, ESDM tengah menunggu hasil audit operasional pertambangan bawah tanah PT Freeport Indonesia. Langkah audit PT Freeport Indonesia itu diambil pasca kecelakaan kerja yang menyebabkan tujuh orang meninggal dunia.
"Yang namanya musibah memang itu terjadi. Maka apa yang harus dilakukan? Yang pertama adalah kami melakukan audit total terhadap implementasi daripada operasi underground di Freeport," kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat ditemui wartawan di kantornya, Jakarta pada Jumat (10/10/2025).
Bahlil menyebut tim audit dari Kementerian ESDM masih berada di Freeport, Mimika, Papua Tengah. Mereka masih bekerja mencari tahu penyebab pasti kecelakaan maut tersebut.
Baca Juga: ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM untuk SPBU Swasta, Kemungkinan Naik
"Dan setelah itu, kami akan mitigasi agar hal-hal yang terjadi sekarang tidak lagi terjadi ke depan. Dan itu dibutuhkan berbagai langkah-langkah terkait dengan teknik sipilnya, teknik tambangnya," ujar Bahlil.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Industri Biomassa Gorontalo Diterpa Isu Deforestasi, APREBI Beri Penjelasan
-
BEI Umumkan IHSG Sentuh All Time High Pekan Ini
-
Apakah Indonesia Pernah Redenominasi Rupiah? Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
SVLK Jadi Benteng Hukum Lawan Tuduhan Deforestasi Biomassa di Gorontalo
-
Terminal IC Bandara Soekarno-Hatta Kembali Beroperasi 12 November, Khusus Penerbangan Citilink
-
Stok BBM SPBU BP-AKR Makin Banyak, Pesan Base Fuel Lagi dari Pertamina
-
Kementerian PKP Ajak Masyarakat Kenali Program Perumahan Lewat CFD Sudirman
-
Aliran Modal Asing Keluar Begitu Deras Rp 4,58 Triliun di Pekan Pertama November 2025
-
Gaikindo Buka Peluang Uji Coba Bobibos, Solar Nabati Baru
-
Emas Antam Makin Mahal di Akhir Pekan Ini, Capai Hampir Rp 2,3 Juta per Gram