Suara.com - Terealisasinya program angkutan kapal tol laut di Provinsi Papua dan Papua Barat di penghujung tahun 2015 mampu menekan harga jual sembilan bahan pokok (sembako).
Beroperasinya trayek tol laut ke Papua menjadi kebijakan pemerintah Jokowi-Jk untuk menyediakan angkutan barang kebutuhan pokok dengan sasaran pelabuhan besar dan kecil di seluruh Nusantara. Program tol laut ini bertujuan menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di Tanah Air.
"Dengan adanya hubungan antarpelabuhan laut ini, dapat diciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok," kata Bupati Biak Numfor Thomas Ondy.
Wilayah Papua dan Papua Barat, menurut Bupati Thomas Ondy, merupakan daerah kepulauan sehingga sangat srategis dan tepat pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan menyediakan trayek angkutan tol laut.
Dengan angkutan tol laut, menurut Ondy, Kabupaten Biak Numfor dapat menjadi daerah pusat distribusi barang dan jasa yang selanjutnya diharapkan memberikan kontribusi dalam menjaga kestabilan harga sembako.
"Ya, dengan adanya penyediaan angkutan tol laut yang diberikan subsidi dari pemerintah pusat sesuai dengan rute terjadwal menjadi urat nadi distribusi sembako ke wilayah Papua dan Papua Barat," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Widiarto mengakui bahwa masuknya wilayah Biak jalur tol angkutan laut memberikan dampak terhadap kestabilan harga sembilan bahan pokok serta berbagai jenis bahan bangunan.
Harga sembako (gula pasir, beras, dan minyak goreng) dan bahan bangunan (semen dan besi beton) serta beraneka ragam bahan bangunan sejak angkutan tol laut menyinggahi pelabuhan Biak, menurut Widiarto, sudah memberikan andil positif untuk menekan harga jual sembako di pasaran.
Harga tepung terigu, misalnya, sebelum adanya jalur angkutan tol laut, harganya mencapai Rp10 ribu per kilogram. Namun, saat angkutan tol laut masuk, mampu menurunkan harga jual sebesar Rp7.600,00/kg.
Beras rojolele ukuran 20 kg sebelum angkutan tol masuk ke Biak, harga jualnya sebesar Rp269 ribu/sak. Kini, setelah tol laut berjalan, harganya turun menjadi Rp238 ribu/sak.
Sedangkan harga minyak goreng semula sebesar Rp15 ribu/liter, turun menjadi Rp13 ribu/liter; harga gula pasir yang biasanya Rp15 ribu/kg sejak angkutan tol laut masuk harga jual menjadi Rp13.500,00/kg.
"Melalui rute tol laut kemaritiman ke pelabuhan Biak sudah memberikan dampak terhadap kestabilan harga bahan pokok yang langsung dirasakan masyarakat," kata Widiarto.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Turbey O. Dangeubun mengatakan mmasuknya Kabupaten Biak Numfor menjadi rute angkutan tol laut memberikan kemudahan distribusi kebutuhan sembako dan bahan bangunan ke wilayah Papua.
"Melalui pelabuhan Biak distribusi bahan pokok diangkut ke berbagai wilayah Papua dan Papua Barat sehingga memberikan kontribusi nyata terhadap kebutuhan sembako," kata Turbey O. Dangeubun.
Selain menurunkan harga sembako, menurut Turbey, masuknya angkutan tol laut menjamin ketersediaan beragam kebutuhan bahan pokok dan berbagai jenis bahan bangunan yang dibutuhkan masyarakat Biak Numfor.
Ke depan dengan masuknya tol laut terjadwal secara rutin, diharapkan dapat mengurangi biaya angkut sembako ke Biak, Jayapura, Serui, Jayapura, Papua, serta wilayah Manokwari, Papua Barat.
Berdasartkan data Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, pada tahun 2015 telah menetapkan enam jaringan trayek tol laut ke berbagai pelabuhan di Nusantara, mulai dari Sabang hingga Merauke.
Pertama, Tanjung Perak (Jawa Timur)--Tual (Maluku)--Fakfak (Papua Barat)--Kaimana (Papua)--Timika (Papua)--Kaimana--Fak-Fak--Tual--Tanjung Perak.
Kedua, Tanjung Perak--Saumlaki (Maluku)--Dobo (Maluku)--Merauke (Papua)--Dobo--Saumlaki--Tanjung Perak. Ketiga, Tanjung Perak--Reo (Nusa Tenggara Timur/NTT)--Maumere (NTT)--Lewoleba (NTT)--Rote (NTT)--Sabu (NTT)--Waingapu (NTT)--Sabu--Rote--Lewoleba--Maumere--Reo--Tajung Perak.
Keempat, Tanjung Priok (DKI Jakarta)--Biak (Papua)--Serui (Papua)--Nabire (Papua)--Wasior (Papua Barat)--Manokwari (Papua Barat)--Wasior--Nabire--Serui--Biak--Tanjung Priok.
Kelima, Tanjung Priok--Ternate (Maluku Utara)--Tobelo (Maluku Utara)--Babang (Maluku Utara)--Tobelo--Ternate--Tanjung Priok Keenam, Tanjung Priok--Kijang (Kepulauan Riau)--Natuna (Kepulauan Riau)--Kijang--Tanjung Priok. (Antara)
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Hadirkan Musik Kelas Dunia Melalui Konser Babyface dengan Penawaran Eksklusif BRImo Diskon 25%
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025