Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta berbagai pihak untuk bersabar menunggu tim evaluasi selesai menilai harga saham yang ditawarkan PT Freeport Indonesia.
"Mengenai nilai saya tidak mau komentar. Saya minta para pihak tidak usah berspekulasi, karena ada ahlinya. Kita tunggu saja hasil dari evaluasi tersebut," ujar Sudirman di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sudirman menanggapi pihak-pihak yang menilai bahwa harga yang ditawarkan perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut terlalu mahal.
Sudirman mengatakan saat ini pemerintah lewat koordinasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), telah meminta pertimbangan dari PT Danarakesa dan PT Mandiri Sekuritas.
"Biarkan mereka bekerja karena lembaga-lembaga ini punya metode penilaian sendiri yang bisa dipertanggungjawabkan dan bisa diukur," tuturnya.
Sudirman menyatakan kementeriannya tidak akan ikut mencari perusahaan jasa penilai sendiri dan hanya akan menunggu hasil penilaian dua lembaga penilai yang telah ditunjuk Kementerian BUMN.
"Tidak perlu tiap instansi punya lembaga penilai sendiri. Kami akan menunggu saja hasil penilaian dari lembaga yang telah ditunjuk Menteri BUMN Rini Soemarno dan kami harapkan bulan Maret sudah ada hasil penilaiannya," ujar dia.
PT Freeport Indonesia telah menyampaikan penawaran saham divestasi kepada Pemerintah Indonesia, melalui Kamenterian ESDM, lewat surat resmi. Sebanyak 10,64 persen saham Freeport ditawarkan dengan harga 1,7 miliar dolar AS, atau sekitar Rp23 triliun. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Jadi Penyumbang Produksi Terbesar, Kapan Tambang Bawah Tanah Freeport Bisa Operasi Kembali
-
Freeport Pede Setoran ke Negara 2025 Rp 70 Triliun di Tengah Produksi Turun, Kok Bisa?
-
Hanya Produksi 2 Tambang, Produksi Emas Freeport di 2025 Meleset 50 Persen dari Target
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina
-
ESDM Mulai Pasok 16.000 LPG 3 Kg ke Banda Aceh
-
Profil PT Mayawana Persada, Deforestasi Hutan dan Pemiliknya yang Misterius