Suara.com - Wakil Ketua DPR dari Fraksi Demokrat Agus Hermanto menilai sikap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang mengatakan mandeknya hilirisasi sektor mineral dan batubara saat ini disebabkan kesalahan pemerintah sebelum era Joko Widodo yang terlambat membangun smelter, merupakan bentuk ketidakdewasaan seorang menteri.
"Ini adalah bentuk ketidakdewasaan karena memang tidak mampu. Kita ketahui sampai hari ini perekonomian Indonesia tetap pada posisi yang melorot, pada posisi yang tidak bagus karena memang kebijakan atas usulan menteri perekonomian kebijakannya tidak kena, orang sakit panu dikasih Decolgen," ujar Agus di gedung DPR, Jakarta, Jumat (19/2/2016).
Agus menilai Darmin tak mempunyai kapabilitas untuk memperbaiki ekonomi sehingga mengambinghitamkan pemerintahan yang lalu.
Menurut Agus perekonomian Indonesia merosot karena paket kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah atas usulan Darmin kurang mantap.
"Kemunduran ekonomi ini, karena memang daya beli masyarakat menengah ke bawah itu, tidak mempunyai kemampuan sehingga produk dan jasa dalam negeri tidak bisa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, yang akhirnya kalau produk dan jasa tidak bisa diproduksi dan dikonsumsi masyarakat, akhirnya perusahaan Indonesia, industri Indonesia akan bangkrut PHK persis seperti sekarang," katanya.
Menurut Agus, Darmin harus introspeksi diri dan berjuang untuk menaikkan perekonomian nasional, bukan malah menyalahkan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kalau tidak mampu jangan menyalahkan pemerintahan yang lama , kalau tidak mampu belajar dong. Belajarlah belajarlah, ambil kebijakan," kata Agus.
"Ada gunanya (menteri perekonomian), tapi tidak mengobati penyakitnya buktinya sekarang kita makin terpuruk, hutang makin banyak ini kan karena Kementerian yang di sektor ekonomi termasuk menteri koordinator bidang perekonomian tidak mempunyai kemampuan untuk memperbaiki,"kata dia.
Namun ketika ditanya apakah Darmin layak untuk diganti, Agus mengatakan itu hak prerogatif Presiden Joko Widodo.
"Pergantian itu urusan Presiden," kata dia.
Persoalan ini mengemuka setelah Susilo Bambang Yudhoyono bersikap karena merasa sering disalahkan pemerintahan sekarang. Sikap mantan Presiden tersebut disampaikan di Twitter dan Facebook.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah