Suara.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan harga bahan makanan yang relatif terkendali menjadi penyebab terjadinya deflasi pada Februari 2016 sebesar 0,09 persen.
"Harga cukup terkendali pada Februari, terutama pada bahan makanan," katanya di Jakarta, Selasa (1/3/20160.
Dengan demikian, inflasi tahun kalender Januari-Februari 2016 telah tercatat 0,42 persen dan inflasi tahunan (year on year) mencapai 4,42 persen. Sementara, inflasi komponen inti pada Februari tercatat 0,31 persen dan inflasi inti tahunan (year on year) 3,59 persen.
Suryamin mengatakan kelompok bahan makanan menyumbang deflasi pada Februari sebesar 0,58, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,45 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,15 persen.
"Selain bahan makanan, deflasi juga terjadi karena pengaruh penurunan harga tarif listrik dan bensin," ujarnya.
Meskipun demikian, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau menyumbang inflasi pada Februari sebesar 0,63 persen, diikuti kelompok sandang 0,64 persen, kelompok kesehatan 0,26 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,06 persen.
Suryamin mengatakan deflasi pada Februari 2016 merupakan yang kedua kalinya dalam setahun terakhir, setelah pada Februari 2015 terjadi deflasi sebesar 0,36 persen.
"Sebelumnya sejak 2010 hingga 2014, selalu terjadi inflasi pada Februari," katanya.
Suryamin menambahkan, dari 82 kota IHK, sebanyak 52 kota mengalami deflasi pada Februari, dan hanya 30 kota yang menyumbang inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,95 persen, serta deflasi terendah terjadi di Sibolga, Bogor, Sumenep dan Makassar masing-masing 0,02 persen.
"Sedangkan, inflasi tinggi terjadi di Tanjung Pandan yaitu 1,02 persen," ujar Suryamin. (Antara)
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya