Suara.com - Presiden Joko Widodo mengatakan langkah konkrit untuk mempercepat realisasi pembangunan tol laut serta mempersingkat dwelling time harus terus dilakukan. Hal ini meningkatkan daya saing Indonesia.
"Pembenahan atas kedua hal tersebut penting dilakukan agar biaya logistik menjadi lebih rendah dan efisien sehingga daya saing dengan negara-negara lain dapat ditingkatkan," kata Jokowi dalam rapat terbatas dengan topik pembahasan lanjutan dwelling time dan tol laut di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Jokowi menilai saat ini dwelling time sudah menurun menjadi 3,6 hari per 14 Maret 2016 dari sebelumnya 6-7 hari di tahun 2015.
"Saya ingin waktunya bisa ditekan lagi, bisa dipersingkat lagi," ujar dia.
Jokowi menginstruksikan agar dilakukan deregulasi peraturan berupa penyederhanaan prosedur perijinan dan langkah percepatan pelayanan pelabuhan. Sehingga dwelling time bisa diturunkan mulai dari tahap pre clearance, customs clearance, dan post clearance.
Selain itu, dia menekankan pentingnya sinergi antar kementerian dan lembaga, seperti sinergi antara Ditjen Bea Cukai dan BKPM dalam proses pelayanan customs clearance. Sehingga dengan sistem yang terintegrasi akan bisa memangkas prosedur dan akhirnya menurunkan dwelling time.
"Saya akan terus mengecek, mengontrol langsung penurunan dwelling time dari waktu ke waktu," kata Jokowi.
Tol laut menurunkan disparitas harga
Mengenai tol laut, Jokowi mengatakan tujuannya untuk mempersatukan Indonesia serta membangun keadilan dan pemerataan antar daerah.
Untuk mencapai target itu, perlu dilakukan evaluasi rute pelayaran agar lebih efisien, peningkatan jumlah dan variasi muatan barang. Kemudian efisiensi angkutan kargo baik berangkat serta muatan baliknya, deregulasi di pelabuhan-pelabuhan sehingga bisa memangkas prosedur dan mempersingkat waktu.
Dia menekankan Indonesia bagian timur harus benar-benar diperhatikan, terutama Papua, Maluku, dan NTT. Rakyat, katanya, ingin melihat perubahan nyata.
"Potong rantai perdagangan yang tidak efisien dengan langsung berhubungan dengan produsen barang-barang pokok, dan barang-barang penting lainnya," kata dia.
"Disamping perlu diperluas dan ditambahkan jangkauan informasi jadwal, rute dan tarif angkutan barang Tol Laut pada tempat-tempat yang mudah yang di akses oleh masyarakat," Jokowi menambahkan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian NRB Lewat Sinergi Pusat dan Daerah
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!