Suara.com - Harga minyak melonjak ke tingkat tertinggi tahun ini pada Selasa (Rabu pagi WIB), didorong laporan kesepakatan antara Arab Saudi dan Rusia tentang pembekuan produksi.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 1,81 dolar AS menjadi berakhir di 42,17 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Itu merupakan penutupan tertinggi sejak November.
Di London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni, patokan Eropa, menetap pada 44,69 dolar AS per barel, naik 1,86 dolar AS dari tingkat penutupan Senin.
Minyak memperpanjang keuntungan seminggu di tengah spekulasi bahwa pertemuan produsen OPEC dan non-OPEC pada Minggu (17/4/2016) di ibukota Qatar, Doha, bisa menghasilkan beberapa langkah mengurangi kelebihan minyak global yang telah menekan harga.
Moskow dan Riyadh telah mencapai "konsensus" atas pembekuan produksi minyak, kantor berita Rusia Interfax melaporkan pada Selasa, mengutip "informasi sumber diplomatik di Doha".
Arab Saudi dan Rusia mencapai konsensus untuk membatasi produksi minyak mentah selama pembicaraan antara kedua negara pada Selasa, menurut laporan kantor berita Rusia, Interfax.
Sedikitnya 16 negara produsen minyak mentah akan menghadiri pertemuan di Doha, untuk membahas pembekuan produksi minyak mentah di tingkat Januari.
Harapan kesepakatan telah mempengaruhi pasar sejak Arab Saudi, Rusia, Venezuela dan Qatar mengatakan pada 16 Februari mereka akan membekukan produksi minyak pada tingkat Januari jika produsen lain bergabung dengan langkah mereka.
Mike Lynch di Strategic Energy & Economic Research mengatakan bahwa reli pada Selasa didorong oleh spekulasi Doha dan perasaan umum bahwa pasar telah mencapai posisi terendahnya.
"Saya pikir orang-orang sedang menunggu pertemuan Doha ini tapi saya benar-benar berpikir mereka berlebihan dan terlalu terburu-buru," katanya.
"Sebagian apa yang kita lihat sekarang adalah beberapa momentum perdagangan: Orang melihat orang lain membeli dan mereka takut."
Analis CMC Markets Jasper Lawler juga menyuarakan nada hati-hati tentang kesepakatan Saudi-Rusia. "Perjanjian ini secara teoritis berada di tempat sejak 16 Februari. Ini rincian dari kuota dan keterlibatan negara-negara lain -- terutama Iran -- yang belum terpecahkan," katanya.
Anggota penting OPEC, Iran, telah meningkatkan produksi sejak sanksi terkait nuklir dicabut pada Januari dan telah memberikan sinyalemen tidak akan bergabung dengan seruan pembekuan.
Harga minyak jatuh dari sekitar 115 dolar AS per barel pada Juni 2014 menjadi di bawah 30 dolar AS per barel pada Februari, sebelum pulih menjadi diperdagangkan di atas 40 dolar AS per barel pekan ini. (Antara/AFP/Xinhua)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Rahmad Pribadi Jamin Ketersediaan Pupuk Subsidi hingga Akhir 2025
-
Fundamental Kuat dan Prospektif, BRI Siapkan Buyback Saham
-
LRT Jabodebek Bisa Tap In dengan QRIS NFC Android, iPhone Kapan Nyusul?
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM