Suara.com - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menilai dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau lebih dikenal dengan istilah Britain Exit (Brexit) tidak akan signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
"Indonesia tidak perlu cemas, (Brexit) tidak akan signifikan dampaknya. Kalau Uni Eropa terkena dampaknya, memang akan memberikan dampak lanjutan ke negara berkembang termasuk Indonesia, cuma dalam jangka panjang akan stabil," ujar Ahmad saat dihubungi di Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Menurut Ahmad, Inggris memang merupakan salah satu negara tujuan ekspor Indonesia di Uni Eropa, namun Indonesia masih memiliki mitra dari negara lain seperti Jerman dan Spanyol misalnya.
Ke depan, Ahmad melihat permasalahan tenaga kerja akan menjadi isu utama di Inggris mengingat salah satu prinsip fundamental Uni Eropa terkait "Free Movement" atau perpindahan tenaga kerja secara bebas di UE akan menjadi terbatas.
Ada sekitar 800 ribu masyarakat Polandia yang bekerja dan menetap di Inggris, dan belum termasuk sumber daya manusia dari negara lain dari Uni Eropa.
Tenaga kerja yang berasal dari luar Inggris berpotensi akan berpindah ke negara lain seperti Prancis, Jerman, atau Belanda. Inggris diprediksi akan sulit mencari sumber daya manusia yang baru untuk menggerakkan roda ekonomi domestik.
Adapun tenaga kerja yang tetap bertahan di Inggris juga diperkirakan tidak akan memperoleh perlakuan yang sama seperti sebelumnya, misalnya tidak lagi mendapatkan tunjangan dan bantuan sosial. Isu tenaga kerja tersebut tentunya dinilai akan berpengaruh terhadap ekonomi Inggris sendiri.
"Industri di Inggris akan tumbuh melambat, artinya permintaan impor Inggris juga akan melambat. Jadi ekspor kita ke Inggris juga melambat," ujar Ahmad.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sempat mengatakan, dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, Indonesia bisa saja nantinya membuat bilateral free trade agreement (FTA) dengan Inggris.
Pemerintah sendiri saat ini tengah menyelesaikan proses negosiasi dengan UE soal UE-CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) dalam upaya meningkatkan perdagangan internasional. (Antara)
Berita Terkait
-
Enzo Maresca Tegaskan Komitmen di Chelsea Meski Dirumorkan ke Manchester City
-
Ryan Giggs Peringatkan Manchester United Dampak Kepergian Bruno Fernandes
-
Unai Emery Kesurupan? Selebrasi Gila Pelatih Aston Villa Usai Tumbangkan MU
-
Klasemen Liga Inggris Pekan 17, Aston Villa Tempel Ketat Manchester City Usai Hajar MU
-
Meski Menang 10 Laga Beruntun, Aston Villa Dianggap Bukan Kandidat Juara Liga Inggris
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Jadwal Libur IHSG Desember 2025 dan Sepanjang Tahun 2026 Lengkap
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet
-
COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025
-
Kemenkeu Sentil Pemda Buntut Dana 'Nganggur' di Bank Tembus Rp 218,2 Triliun per November
-
Menperin: Harus Dibuat Malu Pembeli Produk Impor yang Sudah Diproduksi di Dalam Negeri
-
Target DEWA Melejit ke Rp750, Harga Saham Hari Ini Mulai Merangkak Naik
-
Purbaya Mudahkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana Rp 43,8 Triliun Tahun Depan
-
Bank Mandiri Bagi Dividen Rp9,3 Triliun, Ini Jadwalnya