Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia meningkat pada Juni 2016, didukung oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan nonmigas maupun migas. Surplus neraca perdagangan tercatat sebesar 0,90 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Mei 2016 yang sebesar 0,37 miliar dolar AS.
"Untuk keseluruhan triwulan II 2016, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar 1,94 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus triwulan I 2016 yang sebesar 1,66 miliar dolar," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resmi, Jumat (15/7/2016).
Neraca perdagangan nonmigas pada Juni 2016 mencatat surplus sebesar 1,40 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Mei 2016 yang sebesar 1,08 miliar dolar AS. Meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi oleh ekspor nonmigas yang meningkat 11,1 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan impor nonmigas yang tercatat sebesar 9,1 persen (mtm). Peningkatan ekspor nonmigas dipengaruhi oleh peningkatan ekspor produk manufaktur seperti mesin/peralatan listrik, mesin/pesawat mekanik, pakaian jadi bukan rajutan, dan barang-barang rajutan, serta ekspor bijih, kerak, dan abu logam. Sementara itu, meningkatnya impor nonmigas didorong oleh meningkatnya impor mesin dan peralatan mekanik, mesin dan peralatan listrik, besi dan baja, kendaraan dan bagiannya, serta barang dari besi dan baja.
Di sisi migas, defisit neraca perdagangan migas tercatat 0,50 miliar dolar AS pada Juni 2016, turun dari 0,71 miliar dolar AS pada Mei 2016. Penurunan defisit neraca perdagangan migas tersebut dipengaruhi oleh kenaikan ekspor migas yang sebesar 23,9 persen (mtm), terutama ekspor minyak mentah 27,8 persen (mtm) dan gas alam 23,0 persen (mtm), jauh lebih besar dari peningkatan impor migas yang sebesar 1,0 persen (mtm).
BI memandang bahwa kinerja neraca perdagangan pada Juni 2016 dan keseluruhan triwulan II 2016 positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan.
"BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik yang dapat memengaruhi kinerja neraca perdagangan serta mengupayakan agar kegiatan ekonomi domestik terus berjalan dengan baik," tutup Tirta.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur