Badan Pusat Statistik (BPS) mecatat nilai tukar rupiah mengalami penguatan atau apresiasi terhadap tiga mata uang dunia, yakni Dolar Amerika Serikat, Dolar Australia dan Euro sepanjang bulan Juni 2016. Meski demikian, Kepala BPS, Suryamin mengimbau kepada pemerintah untuk tetap mewaspadai penguatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dunia lainnya.
“Jika penguatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang lainnya tak disertai dengan nilai fundamental maka hal tersebut akan berdampak kepada kinerja ekspor Indonesia yang akan terganggu,” kata Suryamin saat ditemui di kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (15/7/2016).
Ia menjelaskan, penguatan nilai tukar rupiah tersebut lantaran beberapa mata uang dunia mengalami pelemahan setelah adanya keputusan dari brexit atau Inggris keluar dari zona Euro. Sehingga berdampak kepada penguatan nilai tukar rupiah.
“Dolar Australia, kurs rupiah di minggu I Juni sempat melemah karena dampak dari tingginya impor gandum dan daging untuk kebutuhan puasa dan Lebaran, maka dari itu rupiah berhasil menguat,” katanya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo pun mengungkapkan kekhawatirannya kepada penguatan nilai tukar rupiah belakangan terakhir. Pasalnya penguatan nilai tukar rupiah tersebut justru bisa mengurangi daya saing produk Indonesia di pasar global, lantaran barang yang dijual menjadi lebih mahal.
"Masalahnya, produk ekspor kita bisa menjadi lebih mahal karena penguatan rupiah yang terlalu tajam. Karena di Eropa maupun Inggris, mata uangnya melemah. Kalau penguatan kecil sih tidak masalah," katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau kepada pemerintah untuk berhati-hati dengan adanya penguatan nilai tukar rupiah belakangan ini agar daya saing Indonesia dan perekonomian Indonesia bisa berjalan dengan baik.
Berdasarkan catatan BPS, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami apresiasi sebesar 2,95 persen pada Juni 2016. Level tertinggi rata-rata nasional kurs tengah eceran Rupiah terhadap dolar Amerika terjadi pada minggu kelima Juni 2016, yaitu Rp13.179,22 per dolar AS.
Sedangkan rupiah terhadap dolar Australia juga mengalami apresiasi sebesar 0,57 persen terhadap dolar Australia pada Juni 2016. Level tertinggi rata-rata nasional kurs tengah eceran Rupiah terhadap dolar Australia terjadi pada Minggu kelima Juni 2016 yang mencapai Rp9.734,89 per dolar Australia.
Rupiah juga mengalami apresiasi sebesar 3,58 persen terhadap euro. Level tertinggi rata-rata nasional kurs tengah eceran Rupiah terhadap euro terjadi pada minggu kelima Juni 2016 sebesar Rp14.632,08 per Euro.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat