Suara.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengalami kerugian sebesar 63,2 juta dolar AS atau setara dengan Rp824 miliar pada semester I 2016 atau anjlok 315,7 persen dari periode sama 2015 yang meraup laba bersih sebesar Rp392,6 miliar.
Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/8/2016), mengungkapkan kerugian yang dialami oleh perseroannya karena adanya persaingan yang ketat di penerbangan domestik yang menyebabkan terjadinya perang harga.
"Kita hadapi di domestik ini penurunan 'yield' (imbal hasil) atau harga rata-rata kita hampir 10 persen dibanding tahun sebelumnya," katanya.
Meskipun pendapatan penumpang per kilometer naik Garuda Indonesia naik sebesar 9,8 persen, Citilink Indonesia naik 19 persen dan kapasitas naik 20 persen, Arif mengatakan hal itu tidak mampu menutupi besarnya kerugian perusahaan.
Sementara itu, total pendapatan Garuda sendiri turun 4,1 persen di semester I 2016, yaitu 1,76 miliar dolar AS dari 1,84 miliar dolar AS pada periode yang sama 2015.
Selain itu, Arif menambahkan gejolak perekonomian dunia yang masih belum stabil juga mempengaruhi operasional perseroan.
Kendatipun, dia mengaku optimistis karena nilai tukar rupiah sudah mulai membaik dengan adanya kebijakan baru dari pemerintah.
"Ini indikasi yang positif ke depannya dengan kebijakan pemerintah yang baru, rupiah semakin menguat, ini prospek yang baik ke depan," katanya.
Arif mengaku pihaknya sudah berusaha untuk memperbaiki kinerja perusahaan dengan mengoperasikan sembilan pesawat baru dari 17 pesawat dan memperluas bisnisnya hingga ke Eropa yang saat ini sudah bisa melalui Bandara Heathrow dan Gatwick, London, Inggris.
"Semester I ini sangat 'challenging' (menantang), kita 'deploy' (mengoperasikan) lima pesawat 'wide body' (berbadan lebar) ke Eropa dan tingkat isian di tiga bulan pertama lebih baik," katanya.
Arif mengatakan ke depannya akan menggenjot pendapatan dengan cara mengoptimalkan rute-rute yang sudah dibuka pada Semester I 2016.
"Sudah kita investasikan di Semester I 2016 ini dan harus memberikan perolehan yang positif," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono menjelaskan 80 persen pendapatan dalam rupiah, sementara laporan keuangan dalam dolar AS.
"Jadi, begitu dolar menguat, 'in terms of dollar' (versi) dolar kita jadi kecil, jadi memang ada koreksi," katanya.
Helmi mengaku pada Semester II 2016, kondisi keuangan akan membaik karena adanya kegiatan penerbangan untuk umrah, haji pada November mendatang serta Lebaran akhir Juli lalu.
"Jadi, kita optimistis sekali," katanya.
Pasalnya, Lebaran lalu menyumbang pendapatan sebesar Rp250 juta dolar AS atau tertinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Selain itu, Helmi mengatakan pihaknya juga bertumpu pada kargo sebagai bisnis pendukung karena setelah difokuskan dengan direktur baru, pendapatan meningkat dari 15-17 juta dolar AS per bulan menjadi 20-22 juta dolar AS per bulan.
"Ke depan kita berharap bisa 30 juta dolar AS, Lebaran ini memang kargo turun karena orang fokus ke 'traveling'," katanya.
Karena itu, pada Semester I 2016, pendapatan dari kargo naik delapan persen atau naik menjadi 107,78 juta dolar AS dari 99,8 juta dolar AS pada periode yang sama 2015.
Sedangkan, penumpang yang diangkut 16,6 juta penumpang dengan tingkat ketepatan waktu penerbangan (OTP) 91,3 persen pada Semester I 2016. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
BGN Bentuk Tim Sendiri Teliti Keracunan MBG: Apa Betul Keracunan atau Alergi?
-
Lagi, LPS Pangkas Tingkat Bunga Penjaminan Bank Jadi 3,5 Persen
-
Laba BSI Tumbuh Tinggi, Dua Bisnis Ini Jadi Kontributor Utama
-
Pemda Kaltim Protes Dana Transfer Daerah Dipotong: Kami Penyumbang Penerimaan Negara!
-
Didorong Keputusan The Fed, Harga Emas Antam Kembali Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
-
Ekonomi Hari Ini: Asing Borong, Saham CDIA dan BUMI Jadi Idola, USD 1 Tembus Rp 16.600
-
Bea Cukai Siap-siap! Menkeu Purbaya Incar Becuk dan e-Commerce "Sweeping" Rokok Ilegal
-
Akui Bunga Kredit Perbankan Lambat Turun, BI Minta Tolong ke Pemerintah dan Pengusaha
-
RS Azra Percayakan Implementasi Host Bridging System Kepada AdMedika Untuk Percepat Layanan Pasien
-
5 Fakta Krisis Singapura: Harga Sewa Melambung hingga Restoran Tutup