Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Agustus 2016 Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Angka ini diklaim terendah sejak 15 tahun yang lalu di periode yang sama.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menjelaskan, penyumbang utama deflasi kali ini disebabkan adanya penurunan tarif angkutan umum setelah Lebaran pada bulan Juli.
Ia menjelaskan, untuk tarif angkutan antar kota mengakami penurunan sebesar 11,8 perse dengan andil -0,11 persen. Penurunan tarif angkutan ini terjadi di 47 kota Indeks Harga Konsumen dengan penurunan tertinggi terjadi di Bungo, Jambi sebesar 29 persen dan Madiun, Jawa Timur 27 persen.
Kedua, lanjut Sasmito, tarif angkutan udara juga mengalami penurunan sebesar 5,28 persen dengan andil -0,06 peraen. Penurunan ini terjadi di 39 kota IHK. Penurunan tertinggi terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat 37 persen dan Taraka serta Tanjung Pinang 32 persen.
"Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan andilnya dalam deflasi sebesar 1,02 persen," kata Sasmito saat konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016).
Selain itu, lanjut Sasmito, yang ketiga penyumbang deflasi adalah harga daging ayam ras yang mengalami penurunan sebesar 3,48 persen dengan andil -0,04 persen.
"Ini karena adanya penurunan permintaan. Terjadi penurunan di 62 kota IHK, tertinggi di Pare-pare, Sulawesi Selatan 16 persen dan Palembang serta Kupang 15 persen," ungkapnya.
Keempat, penurunan harga pada wortel sebesar 21 persen dengan andil -0,03 persen. "Ini wortel turun harganya tajam. Karena pasokannya banyak baik untuk yang impor maupun yang produksi dalam negeri," katanya.
Kelima, lanjut Sasmito, tomat sayur mengalami penurnan harga sebesar 10,21 persen dengan memberikan andil sebesar -0,02 perasen. Ini terjadi karena panen raya di beberapa daerah sentra penghasil tomat sayur. Tertinggi terjadi di Jayapura turun 34 persen dan Makassar 30 persen.
Keenam adalah bawang merah dengan penurunan harganya 3,32 persen dan andil -0,02 persen. Penurunan tertinggi terjadi di Jambi 17 persen dan Padang Sidempuan 14 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism
-
Zoomlion Raih Kontrak Rp4,5 Triliun