Bisnis / Keuangan
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:27 WIB
Ilustrasi logam perak [Unsplash]
Baca 10 detik
  • Harga perak batangan Antam naik Rp2.930 per gram antara 15 hingga 20 Desember 2025, mencapai Rp41.415 per gram.
  • Penguatan domestik ini mencerminkan tren global, di mana perak dunia telah melonjak 132% sepanjang 2025, melampaui emas.
  • Permintaan investasi tinggi dan kendala pasokan global mendorong perak diprediksi mengungguli emas pada tahun 2026.

Suara.com - Pasar logam mulia di Indonesia tidak hanya diramaikan oleh kilau emas yang mencetak rekor. Dalam periode sepekan terakhir, tepatnya pada tanggal 15 hingga 20 Desember 2025, instrumen perak batangan milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menunjukkan performa yang sangat impresif.

Berdasarkan pergerakan data harian, harga perak Antam mencatatkan kenaikan sebesar Rp2.930 per gram hanya dalam kurun waktu enam hari.

Jika ditarik mundur, pada awal pekan yakni Senin (15/12/2025), perak masih diperdagangkan di level Rp38.485 per gram. Namun, seiring tingginya permintaan dan dinamika pasar global, harganya melonjak hingga menyentuh angka Rp41.415 per gram pada penutupan perdagangan Sabtu (20/12/2025).

Penguatan harga perak di pasar domestik sejatinya merupakan cerminan dari kondisi pasar komoditas dunia yang tengah mengalami anomali positif.

Sepanjang tahun berjalan (YTD) 2025, perak dunia telah membuktikan diri sebagai aset dengan pertumbuhan paling agresif.

Data menunjukkan bahwa harga perak global telah meroket hingga 132%, sebuah angka yang sangat kontras jika dibandingkan dengan kenaikan harga emas yang "hanya" berada di angka 65%.

Faktor utama yang menggerakkan lonjakan harga perak ini adalah kombinasi antara permintaan investasi yang masif serta kendala pada sisi pasokan global.

Pada penutupan pekan perdagangan di pasar spot internasional, harga perak tercatat naik 2,6% ke posisi US$ 67,14 per troi ons. Secara keseluruhan, dalam satu pekan saja, harga perak dunia sudah menguat sebanyak 8,4%.

Tren bullish atau penguatan ini diprediksi tidak akan berhenti di akhir tahun 2025 saja. Banyak analis komoditas memproyeksikan bahwa perak memiliki potensi besar untuk kembali mengungguli performa emas pada tahun 2026 mendatang.

Baca Juga: Timnas Futsal Putri Indonesia Tetap Pulang dengan Sejarah Baru Meski Kalah di Final SEA Games 2025

Potensi outperform ini didorong oleh persepsi investor yang mulai melihat emas sudah berada di level harga yang cukup mahal, sehingga mereka beralih ke perak yang dianggap masih memiliki ruang pertumbuhan harga (upside) yang lebih lebar.

Bagi masyarakat urban di Jakarta, Surabaya, maupun Medan yang memiliki profil risiko moderat, perak menawarkan volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan emas, yang berarti peluang keuntungan jangka pendek hingga menengah juga jauh lebih besar.

Dengan kenaikan yang menembus Rp41.000 per gram di butik Antam, perak kini bukan lagi sekadar "adik" dari emas. Perak telah menjelma menjadi instrumen utama yang wajib diperhitungkan dalam strategi perencanaan keuangan masa depan.

Keterbatasan stok fisik dan fungsinya yang krusial dalam industri masa depan menjadikan perak sebagai komoditas yang sangat berharga untuk dimiliki saat ini.

Load More