Suara.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena dolar AS yang lebih lemah memberikan dukungan terhadap logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 27,3 dolar AS atau 2,06 persen, menjadi menetap di 1.354,00 dolar AS per ounce.
Para pedagang sedang mempertimbangkan prospek kenaikan suku bunga AS, yang menempatkan tekanan pada dolar AS. Indekd dolar AS turun 0,98 persen menjadi 94,84 pada pukul 19.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Ekspektasi saat ini adalah bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Desember.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk kenaikan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah 18 persen pada pertemuan September 2016, 23 persen pada pertemuan November 2016, dan 49 persen pada pertemuan Desember.
Bagian dari alasan penurunan ekspektasi pada Selasa untuk Federal Reserve AS menaikkan suku bunganya termasuk kinerja yang lebih buruk dari perkiraan pada indeks non-manufaktur oleh Institute for Supply Management (ISM), yang jatuh menjadi 51,4 untuk Agustus.
Ini jauh lebih buruk dari yang diharapkan, dan sub-komponen pesanan baru jatuh menjadi 51,4, terendah dari ukuran ini sejak Desember 2013.
Para analis percaya bahwa laporan ini berpotensi menjadi "outlier," dan karena pada bulan-bulan sebelumnya pesanan-pesanan baru lebih kuat dari perkiraan, laporan ini dapat diatasi dalam beberapa bulan mendatang.
Para pedagang sedang menanti minggu depan untuk pidato Presiden Fed Kansas City Esther George pada Rabu dan laporan klaim pengangguran mingguan pada Kamis.
Perak untuk pengiriman Desember naik 77,2 sen, atau 3,99 persen, menjadi ditutup pada 20,138 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober menambahkan 40,5 dolar AS, atau 3,81 persen, menjadi ditutup pada 1.102,7 dolar AS per ounce. (Xinhua/Antara)
Berita Terkait
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Menunda Pensiun Bukan Pilihan: 6 Alasan Pentingnya Memulai Sejak Dini
-
Beli Saham di Usia 15 Tahun, Timothy Ronald Jadikan Investasi Self Reward
-
Purbaya Klaim Investor Asing Makin Banyak Tanam Modal ke Indonesia, Ini Buktinya
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok