Suara.com - Sejumlah warga Kota Pekanbaru mengeluhkan harga gas elpiji tabung tiga kilogram melambung menembus Rp23.000/tabung. Harga itu naik dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp18.000.
"Saya tadi beli gas tiga kilo naik Rp23.000/tabung, naik dari biasanya Rp20.000," kata P. Nababan warga Jalan Fajar Ujung Labuh Baru Barat Pekanbaru, Minggu (2/10/2016).
Dia menjelaskan, lumayan kaget karena ia butuh untuk istrinya yang sedang memasak keperluan arisan terpaksa membeli.
"Ditempat langganan agen di lingkungan kami Jalan Paweh habis, terpaksa beli di warung kelontong," ujarnya.
P. Nababan mengakui, bahkan sudah muter-muter untuk mencari gas bersubsidi ini di sekitar tempat ia membeli di Jalan Gabus namun rata-rata kosong atau habis. Hal yang sama diakui oleh pemilik warung kelontong di Jalan Fajar, yang tidak bersedia disebutkan namanya, bahwa telah terjadi kenaikan gas elpiji sejak tiga hari lalu.
"Gas kosong, ini juga dapatnya sudah mahal," terang dia tanpa mau merinci harga pastinya.
Ia mengakui, gas bertabung melon ini didapat dari agen asal Kabupaten Kampar.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru Ingot Achmad Hutasuhut saat dikonfirmasi mengakui, baru mengetahui ada kenaikan harga elpiji. Karena setahu dia kalau pangkalan sudah memiliki HET yakni Rp18.000/tabung tiga kilogram.
Ingot meyakinkan bahwa elpiji tabung tiga kilogram tidak terdapat di warung. Karena sesuai aturan distribusi pangkalan adalah pengecer terakhir kepada konsumen.
"Belinya dimana? Kalau di pangkalan seharga Rp23.000 menyalahi karena harga resminya Rp18.000/tabung. Akan tetapi kalau di warung itu tidak dibenarkan," katanya balik bertanya.
Untuk itu, sebut Ingot, maka pengawasan harusnya tidak hanya ada di Disperindag sebagai penanggungjawab pangkalan. Akan tetapi, juga diharapkan dukungan para camat dan lurah.
"Jadi tolonglah para camat dan lurah pantau peredaran dan warung di wilayah masing-masing yang kedapatan menjual gas elpiji bersubsidi," imbaunya.
Ia menambahkan, pihaknya jika menerima laporan seperti ini akan turun langsung ke mana asal muasal gas tersebut di jual seharga Rp23.000/tabung.
"Kami akan telusuri dari pangkalan mana warung tersebut memperoleh gas tersebut. Kami juga siapkan tindakan," tegasnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya