Hari Habitat Dunia (HHD) yang setiap tahunnya diperingati setiap hari Senin pertama di bulan Oktober, pada tahun ini jatuh pada Senin (3/10/2016). HHD diperingati untuk mengingatkan dunia akan pentingnya pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak huni untuk semua lapisan masyarakat, dan meningkatkan tanggung jawab bersama untuk masa depan habitat manusia yang lebih baik.
Setiap tahunnya UN-Habitat menetapkan tema yang akan diadopsi oleh negara-negara anggotanya. Untuk tahun 2016, tema yang diangkat adalah ‘Housing At The Centre’, atau ‘Perumahan Penggerak Kota Berkelanjutan’. Pemenuhan kebutuhan perumahan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah memang menjadi prioritas pemerintah.
Staf Ahli Bidang Sosial, Budaya dan Peran Masyarakat Kementerian PUPR Lana Winayanti mengatakan tema HHD tahun ini adalah Housing at Center, artinya perumahan sebagai satu pusat atau inti dalam membina keluarga dan membina generasi serta membangun jati diri bangsa dan peradaban. Apabila perumahan tersebut sudah baik dan memenuhi persayaratan pelayanan dasar maka perumahan itu menjadi inti penggerak untuk kota berkelanjutan.
“Kita tidak bisa lagi membangun rumah secara parsial dan terisolir, tapi membangun rumah sebagai bagian dari sistem perkotaan yang harus didukung oleh sistem infrastruktur termasuk pelayanan transportasi publik dan lain-lain,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (4/10/2016).
Perkotaan sendiri menjadi konsentrasi populasi penduduk, kegiatan ekonomi, interaksi sosial dan budaya, serta dampak lingkungan dan kemanusian.
Sementara itu Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Rido Matari Ichwan mengatakan pembangunan rumah tidak hanya secara fisiknya, tetapi juga harus berada di kawasan berkelanjutan.
Untuk itu strategi Kementerian PUPR yaitu melakukan perencanaan, pemrogaman, dan pembangunan infrastruktur PUPR melalui pendekatan wilayah. “Itu dituangkan dalam 35 Pengembangan Wilayah (WPS) sebagai basis perencanaan keterpaduan infrastruktur PUPR, ”ungkapnya.
Dikatakan, pengembangan berbasis WPS merupakan suatu pendekatan pembangunan yang memadukan antara pengembangan wilayah dengan “market driven”, sesuai daya dukung daya tampung dengan fokus pengembangan infrastruktur di kawasan pertumbuhan atau perkotaan,”terangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery
-
Bank Modal Pas-pasan di Ujung Tanduk: Mengapa OJK Paksa KBMI I Naik Kelas atau Tutup?
-
Akhiri Paceklik Rugi, Indofarma (INAF) Pasang Target Ambisius: Pendapatan Naik 112% di 2026
-
Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya
-
Usai Resmikan InfraNexia, Telkom (TLKM) Siapkan Entitas B2B ICT Baru
-
Jadwal Libur IHSG Desember 2025 dan Sepanjang Tahun 2026 Lengkap
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet
-
COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025