Suara.com - Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Selasa atau Rabu pagi WIB setelah para pemimpin industri minyak Rusia memberikan respon beragam terhadap kesepakatan pemangkasan produksi yang diusulkan oleh OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak).
Pada sesi sebelumnya, harga minyak menguat hampir tiga persen setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya "siap untuk bergabung dalam langkah-langkah bersama guna membatasi produksi dan meminta eksportir minyak lain untuk melakukan hal yang sama." "Dalam situasi saat ini, kita berpikir bahwa pembekuan atau bahkan pemotongan produksi minyak mungkin satu-satunya keputusan yang tepat untuk menjaga stabilitas di pasar energi global," kata Putin.
Namun, Igor Sechin, Chief Executive Officer (CEO) Rosneft PJSC, produsen minyak terbesar Rusia, mengatakan perusahaannya tidak memiliki rencana untuk mengurangi produksi minyak, menurut laporan media.
Menurut Sechin, Arab Saudi dan produsen-produsen lainnya tidak mungkin memotong produksi dan harga yang lebih tinggi. Sebab hal itu hanya akan membawa produsen-produsen "shale oil" (minyak serpih) AS kembali ke pasar.Pernyataan Sechin ini telah membebani pasar.
Harga minyak telah naik lebih dari 11 persen sejak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak mencapai kesepakatan pada 28 September untuk memangkas produksi minyak mentah, merupakan yang pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir.
Para menteri perminyakan kelompok itu (OPEC) diharapkan akan menuntaskan rincian akhir dari kesepakatan tersebut pada pertemuan organisasi mereka 30 November di Wina.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November kehilangan 0,56 dolar AS menjadi menetap di 50,79 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun 0,73 dolar AS menjadi ditutup pada 52,41 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya