Tren pertumbuhan pasar perumahan disinyalir telah menunjukkan tren positif menyusul pertumbuhan nilai penjualan pasar perumahan di Jabodebek-Banten di Q3-2016 yang naik sebesar 8,1 persen (qtq) dengan nilai penjualan sebesar Rp 1.169.372.110.757.
"Begitu juga yang terjadi dengan tingkat jumlah unit terjual yang naik tipis di Q2-2016 sebesar 3,2 persen (qtq), mengalami kenaikan cukup tinggi sebesar 11,8 persen (qtq) di Q3-2016," kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, dalam keterangan resmi, Jumat (28/10/2016).
Meskipun tren menunjukkan arah positif, namun kondisi akhir tahun harus diwaspadai para pelaku bisnis properti pada umumnya. Memasuksi semester II, bulan Agustus lalu, pasar masih belum bergerak mengingat sebagian masyarakat masih konsentrasi untuk pemenuhan pelaporan tax amnesty. Namun demikian setelah tahap I tax amnesty sampai akhir bulan, efektif hanya tersisa bulan Oktober dan November, sedangkan bulan Desember 2016 relatif sampai Januari 2017 banyak masyarakat yang menggunakannya untuk liburan.
"Sehingga pasar properti belum menjadi isu penting dalam pasar investor," ujar Ali.
Memasuki awal tahun, agaknya sebagian masyarakat disibukkan dengan Pilkada serentak. Tahapan Pilkada khususnya di DKI Jakarta yang banyak menyita energi memberikan dampak psikologis sehingga banyak pula investor yang menunda pembelian propertinya. Namun demikian perlu diperjelas disini bahwa pasar properti saat ini bukan tidak mempunyai daya beli ataupun siklus mulai melemah lagi.
Ali melihat bahwa yang terjadi adalah sektor properti sedang mulai memerlihatkan tren yang baik meskipun di periode-periode tersebut diperkirakan memberikan hambatan sesaat. Diperkirakan bertepatan dengan berakhirnya masa tax amnesty dan Pilkada berlangsung damai, maka barulah pasar properti segera akan terasa benar kenaikannya.
Di sisi lain pasar sekunder agaknya akan terus bergerak naik, beberapa wilayah yang sempat terkoreksi seperti Kelapa Gading, Pluit, Pantai Indah Kapuk relatif telah memerlihatkan keseimbangan pasar baru. "Selain itu juga penghapusan BPHTB untuk rumah di bawah Rp 2 miliar di DKI Jakarta akan memberikan angin segar bagi para pelaku pasar," tutup Ali.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah
-
Kuota Mudik Gratis Nataru Masih Banyak, Cek Syarat dan Rutenya di Sini
-
Asuransi Simas Jiwa Terapkan ESG Lewat Rehabilitasi Mangrove
-
Baru Terjual 54 Persen, Kuota Diskon Tarif Kereta Api Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Kemnaker Waspadai Regulasi Ketat IHT, Risiko PHK Intai Jutaan Pekerja Padat Karya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia