Jumlah penduduk dunia saat ini yang mencapai sekitar 7,2 miliar, dihadapkan pada tiga tantangan utama yakni pangan, energi dan air. Untuk itu Pemerintah memprogramkan ketahanan air, ketahanan/kedaulatan pangan dan ketahanan energi Indonesia.
Demikian disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono saat menjadi pembicara pada Konferensi Nasional Perubahan Iklim, Jumat (4/11/2016) di Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Karang Joang, Balikpapan, Kalimantan Timur. Konferensi tersebut mengusung tema "Adaptation To Climate Change : Sustainable Energy, Technology and Policies on Reducing Green House Gas Emission for Green Regional Economic Development".
Hadir sebagai pembicara lain adalah Laely Nurhidayah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Kepala Dept. HSE Total E & P Indonesia Erwin Santosa, Direktur Pelaksana PT Gerbang Multindo Nusantara Chayun Budiono dan Koordinator ITK HUTANKU Creative Project Umi.
"Saya senang dengan tema yang diangkat oleh ITK yaitu mengenai Perubahan Iklim. Beberapa waktu lalu saya ke Quito dalam rangka habitat IIi, merumuskan agenda baru perkotaan 20 thn kedepan, salah satu isunya perubahan iklim," kata Menteri Basuki.
Perubahan iklim sangat dirasakan dirasakan di Indonesia. "Tahun ini kita tidak ada musim kemarau. Untuk itu PUPR mengantisipasi dan menyesuaikan pola kerja terhadap perubahan iklim ini. Kita perlu tampungan-tampungan air lebih banyak lagi. Water management is a must," ujar Menteri Basuki.
Manajemen air, tambah Menteri Basuki intinya adalah menahan air didaratan selama mungkin, tidak membuang air secepatnya. Untuk meningkatkan daerah resapan air, Kementerian PUPR membangun 12 kebun raya bekerjasama dengan LIPI di beberapa daerah hingga 2019 diantaranya Kebun Raya Katingan, Kebun Raya Samosir, Kebun Raya Jompie Pare-pare, Kebun Raya Banua, Kebun Raya Liwa, dan Kebun Raya Batam.
Indonesia sendiri memiliki potensi air sangat berlimpah, tetapi potensi yang besar itu tidak terdistribusi dengan baik ke daerah-daerah. Dicontohkannya, Pulau Jawa yg lebih padat penduduknya dengan potensi hanya 1.600 m3/kapita per tahun. Sumber daya air dikatakan aman jika ketersediaan air di atas 2.000 m3/kapita per tahun.
Terkait dengan pengelolaan sumber daya air, Menteri Basuki menjelaskan bahwa diperlukan peran serta instansi lain, kelembagaan, khususnya masyarakat. Perilaku masyarakat dapat dapat membantu manajemen dan pengelolaan sumber daya air.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar