Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia triwulan III-2016 mengindikasikan adanya perlambatan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan III-2016 yang tumbuh sebesar 0,36 persen (qtq), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2016 yang tercatat sebesar 0,64 persen (qtq).
Perlambatan pertumbuhan harga rumah terutama terjadi pada rumah tipe besar (0,05 persen, qtq). Berlanjutnya perlambatan kenaikan harga properti residensial pada triwulan III-2016 ini telah diperkirakan pada survei triwulan sebelumnya. "Hasil survei memperkirakan bahwa perlambatan kenaikan harga properti residensial masih akan berlanjut pada triwulan IV-2016 (0,28 persen, qtq)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resmi, Kamis (10/11/2016).
Sementara itu, volume penjualan properti residensial menunjukkan peningkatan. Volume penjualan pada triwulan III-2016 tumbuh sebesar 4,65 persen (qtq), lebih tinggi dibandingkan 4,02 persen (qtq) pada triwulan II-2016. Secara triwulanan, peningkatan penjualan tersebut terjadi pada semua tipe rumah terutama rumah tipe kecil sejalan dengan adanya program pembangunan rumah murah oleh Pemerintah.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial masih bersumber dari dana internal pengembang. Sebagian besar pengembang (56,24 persen) menggunakan dana sendiri sebagai sumber pembiayaan usahanya.
"Sementara itu, sumber pembiayaan konsumen untuk membeli properti masih didominasi oleh pembiayaan perbankan (KPR), khususnya pada rumah tipe kecil dan menengah," tutup Tirta.
Berita Terkait
-
Neraca Terintegrasi Jadi Alat Ukur Kerentanan Sistem Keuangan
-
BI: Surplus Neraca Pembayaran RI Q3 2016 5,5 Miliar Dolar AS
-
Perkuat Pertahanan Ekonomi, Pemerintah Gandeng BI dan OJK
-
Ini Sebab Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Rendah versi BI
-
Cadangan Devisa Akhir Oktober 2016 Sebesar 115,0 Miliar Dolar AS
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga