Bank Indonesia memperkenalkan neraca terintegrasi dalam bentuk National and Regional Balance Sheet untuk mengukur kerentanan sistem keuangan Indonesia. National and Regional Balance Sheet merupakan statistik yang mengintegrasikan data lintas sektor. Ketersediaan data tersebut diharapkan dapat mendorong stabilitas sistem keuangan melalui analisis, pengawasan, dan mitigasi risiko.
Hal tersebut diangkat dalam seminar nasional yang bertajuk Pemanfaatan National and Regional Balance Sheet untuk Mengukur Kerentanan Sistem Keuangan Indonesia pada hari Rabu, (9/11/2016), di Jakarta. Seminar dihadiri oleh perwakilan dari Kemenko Perekonomian, Kemenkeu, Bappenas, BPS, OJK, LPS, PPATK, Lembaga Riset, Staf Ahli DPR, perbankan, lembaga keuangan bukan bank, asosiasi korporasi, serta Pemda propinsi yang menjadi wilayah percontohan (pilot project).
Pengalaman krisis keuangan di masa lalu yang ditandai oleh adanya gangguan dalam arus keuangan antar sektor perekonomian memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya memahami keterkaitan antar sektor ekonomi. Seiring dengan semakin kompleksnya sistem perekonomian dan keuangan di Indonesia, perkembangan transaksi ekonomi dan keuangan di antara sektor-sektor ekonomi pun turut meningkat sehingga mendorong interkonektivitas antar sektor yang semakin tinggi. Hubungan interkoneksi yang tinggi antar sektor tersebut menyebabkan semakin terbukanya jalur penularan risiko dari suatu sektor kepada sektor lainnya,baik di dalam lingkup domestik maupun dalam lintas batas negara. "Menyikapi kondisi tersebut dan sejalan dengan rekomendasi G20, Bank Indonesia bekerjasama dengan institusi terkait sejak tahun 2014 telah menyusunNational and Regional Balance Sheet guna memperkuat analisa dan pemahaman akan perilaku, aktivitas dan karakteristik di tiap-tiap sektor ekonomi serta hubungan keterkaitan di antara sektor-sektor tersebut," kata Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam keterangan resmi, Rabu (9/11/2016).
Ketersediaan National Balance Sheet yang terintegrasi akan semakin memperkuat cakupan (dimensi) analisa risiko sistem keuangan yang bersifat lintas sektor (cross section). Dalam sistem keuangan, identifikasi dan mitigasi risiko perlu dilakukan baik dalam dimensi antar sektor maupun antar waktu (time series). Dari dimensi antar sektor, identifikasi tidak hanya melihat keterkaitan sektor rumah tangga dengan sektor keuangan, atau sektor rumah tangga dengan sektor korporasi, namun juga keterkaitan sektor domestik dengan internasional. Selain itu, dimensi antar sektor juga menggambarkan bagaimana risiko terdistribusi dalam sistem keuangan, yang disebabkan oleh kesamaan eksposur (concentration risk) dan/atau interkoneksi dalam sistem keuangan (contagion risk). Sementara itu, dimensi antar waktu menggambarkan bagaimana risiko dalam sistem keuangan berevolusi sepanjang waktu, khususnya risiko yang disebabkan oleh perilaku prosiklikal (mengikuti siklus ekonomi) suatu sektor ekonomi, demikian disampaikan Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam sambutan acara seminar dimaksud.
Secara khusus, National Balance Sheet merupakan statistik yang menggabungkan secara sistematis data seluruh sektor dalam perekonomian, yaitu perbankan, institusi keuangan nonbank, korporasi, rumah tangga, pemerintah pusat, pemerintah daerah, bank sentral dan sektor eksternal dalam satu kesatuan data terintegrasi yang mengambarkan aktivitas finansial antar sektor. Tujuannya adalah untuk mendorong stabilitas sistem keuangan melalui analisis, pengawasan, dan mitigasi aspek-aspek risiko dalam likuiditas, ketidakseimbangan keuangan (financial imbalances), dan risiko sistemik intersektoral.
"Sementara Regional Balance Sheet memberikan gambaran kondisi perekonomian dan keuangan daerah serta bagaimana interaksi antar sektor dalam suatu regional, interaksi antar regional dan interaksi suatu regional dengan sektor luar negeri," tutup Perry.
Tag
Berita Terkait
-
BI: Surplus Neraca Pembayaran RI Q3 2016 5,5 Miliar Dolar AS
-
Perkuat Pertahanan Ekonomi, Pemerintah Gandeng BI dan OJK
-
OJK Kritik Kinerja BPSK Batubara Menyimpang dari Ketentuan UU
-
OJK Tegaskan Likuiditas Industri Jasa Keuangan Dalam Kondisi Baik
-
Ini Sebab Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Rendah versi BI
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
Terkini
-
Redenominasi Rupiah Bikin Harga Emas Makin Mentereng? Ini Kata Pengamat
-
Rapel Gaji PNS dan PPPK Mulai Cair November? Cek Mekanismenya
-
637 Ambulans BRI Peduli Telah Hadir, Perkuat Ketahanan Layanan Kesehatan Nasional
-
MIND ID Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Hilirisasi Bauksit
-
Mengapa Bunga Pindar jadi Sorotan KPPU?
-
Rekomendasi Tempat Beli Perak Batangan Terpercaya
-
Old Money Ilegal Disebut Ketar-ketir Jika Menkeu Purbaya Terapkan Kebijakan Redenominasi
-
Fintech Syariah Indonesia dan Malaysia Jalin Kolaborasi, Dorong Akses Pembiayaan Inklusif
-
Apakah STNK Bisa Digadaikan? Jangan Asal, Baca Dulu Panduan Lengkapnya
-
Cara Mudah Beli Obligasi Pemerintah, Pilihan Investasi Aman untuk Pemula