Pemerintah perlu memikirkan aspek profitabilitas dalam rancangan regulasi agar menarik pihak swasta untuk membuat semacam "PLN mini", kata Ketua Harian Asosiasi Produsen Listrik Swasta (APLSI) Arthur Simatupang.
"APLSI menyambut baik rencana pemerintah meluncurkan PLN Mini. Hanya saja, pemerintah perlu mendukung rencana ini dengan aturan yang kuat. Pasalnya, pihak swasta akan mempertimbangkan sisi profitabilitasnya," kata Arthur Simatupang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (4/12/2016).
Menurut Arthur, pihak swasta bukan seperti PT PLN yang memiliki kewajiban "public service obligation", karena itu untuk swasta masuk tingkat keekonomiannya harus positif menghasilkan keuntungan.
Untuk itu, ujar dia, bila pemerintah ingin membuat regulasi terkait PLN mini juga harus ditopang oleh aturan yang kuat dan tidak tumpang tindih dengan peraturan terkait lainnya, seperti persyaratan rekomendasi instansi terkait.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Alihuddin Sitompul mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan beleid Permen ESDM PLN Mini dan telah ditandatangani Menteri ESDM Ignatius Jonan. Sekarang sedang diproses di Kementerian Hukum dan HAM.
Dalam beleid itu pihak swasta, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan koperasi juga didorong untuk ikut melistriki 2.500 desa di wilayah terpencil.
Dengan demikian, Pemerintah akan mengizinkan swasta untuk membangun pembangkit, jaringan, dan menjual listrik secara langsung kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil.
Pemerintah mengatakan akan menyiapkan insentif-insentif agar swasta tertarik menjadi PLN Mini di daerah-daerah terpencil.
Anggota Komisi VII DPR-RI Falah Amru mengingatkan PT PLN (Persero) untuk lebih fokus pada target 35.000 MW yang ditetapkan pemerintah, termasuk target pemerataan transmisi listrik di seluruh Indonesia.
"PLN harus lebih fokus, karena belum tuntasnya masalah transmisi menjadi kendala di sektor kelistrikan. Jika ini sudah tertangani maka PLN baru bisa melirik bisnis lain," kata Falah Amru, dalam siaran pers, Senin (14/11).
Menurut Falah, gagalnya target 10.000 MW di masa pemerintahan sebelumnya harus menjadi pelajaran bagi PLN untuk melangkah lebih hati-hati.
Sebelumnya, PLN diminta fokus pada pengembangan sistem transmisi dan distribusi agar ada sinergi dalam pembangunan pembangkit 35.000 megawatt, ketimbang ikut mengembangkan panas bumi dengan mengambil alih Pertamina Geothermal Energy (PGE).
"Jadi sudah sangat tepat apa yang disampaikan Menteri ESDM Ignasius Jonan bahwa PLN sebaiknya fokus saja pada urusan transmisi sebagai bagian dari penguasaan negara dalam mengamankan energi nasional," kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Suryadarma di Jakarta, Selasa (8/11/2016).
Menurut Suryadarma, jika fokus PLN terbelah maka bisa berpotensi mengganggu pembangunan sistem kelistrikan nasional. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo