Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan meski dalam beberapa tahun terakhir kondisi perekonomian global tak menentu, dalam praktiknya kondisi perekonomian di Indonesia masih bisa mengalami pertumbuhan.
Hal ini terlihat dalam 10 tahun terakhir Indonesia mampu mencapai rata-rata pertumbuhan ekonomi diangka 5,7 persen.
"Pertumbuhan ekonomi kita jika dirata-rata 10 tahun terakhir yakni 5,7 persen, tertinggi kalau dibanding emerging market di dunia," kata Ani dalam rapat kerja Kementerian Keuangan, di Aula Mezzanine, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2017).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif juga bisa dilihat dari indeks gini rasio Indonesia yang turun menjadi sekitar 0,39.
Ani mengungkapkan, indeks gini rasio adalah salah satu indikator bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah dinikmati hingga ke masyarakat paling bawah.
"Karena gini menggambarkan perbandingan kue ekonomi dengan top 10 dengan bottom 10 persen. Tingkat kemiskinan Indonesia terlihat mengalami penurunan yang cukup konstan 10 tahun terakhir," ujarnya.
Kendati demikian, Ani mengingatkan kepada pemerintah untuk tidak berpuas diri atas pencapaian tersebut. Pasalnya, Perlambatan ekonomi di Indonesia masih menghantui lantaran kondisi perekonomian global masih dipenuhi dengan ketidakpastian.
"Kita harus menaikkan, apakah pertumbuhan ekonomi bisa memadai untuk atasi masalah struktural ini," katanya.
Baca Juga: Kaleidoskop 2016: Dibayangi Lambannya Pertumbuhan Ekonomi
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?
-
Tak Hanya KPR, BTN Genjot Penyaluran KUR UMKM
-
Perkuat Stok BBM, Pertamina Dirikan Fuel Terminal di Labuan Bajo
-
Setelah Udang, Kini Cengkeh Indonesia Dihantam Radiasi Nuklir Cesium-137, Amerika Blokir Ekspor
-
Vivo dan BP Batal Beli BBM Pertamina, Kini Dipanggil ke Kantor Bahlil
-
Bukti Ketangguhan Pangan Nasional: Ekspor Pertanian Januari-Agustus 2025 Melonjak 38,25 Persen
-
Heran SPBU Swasta Batal Beli BBM Pertamina, Kementerian ESDM: Bensin Shell Juga Mengandung Etanol
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!