Bisnis / Keuangan
Jum'at, 03 Oktober 2025 | 16:09 WIB
Petugas salah satu tempat penukaran mata uang asing menunjukkan uang rupiah dan dolar AS, Jakarta, Selasa (14/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  •   Rupiah menguat 43 poin, sentimen shutdown AS membuat dolar melemah

  •   Kinerja rupiah didorong inflasi domestik yang stabil, tetap terkendali

  •   Inflasi September 2,65 persen tercapai berkat sinergi kebijakan moneter dan pangan

Suara.com - Nilai tukar rupiah terus perkasa terhadap USD pada perdagangan, Jumat, 3 Oktober 2025. Rupiah telah tiga hari berturut-turut alami penguatan.

Pada perdagangan jelang akhir pekan, mata uang rupiah ditutup menguat 43 poin sebelumnya sempat melemah 25 poin dilevel Rp 16.555 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.598.

Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi, menhelaskan keperkasaan rupiah tak lepas dari dampak penutupan atau 'shutdown' pemerintahan AS. Investor merasa khawatir kebijakan itu berdampak pada pasar keuangan.

Petugas salah satu tempat penukaran mata uang asing menunjukkan uang rupiah dan dolar AS, Jakarta, Selasa (14/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Pasar lebih fokus pada data ketenagakerjaan swasta minggu ini, terutama karena data penggajian non-pertanian pemerintah untuk bulan September tampaknya tertunda akibat penutupan pemerintah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (3/10/2025).

Dari dalam negeri, Ibrahim melihat, data-data ekonomi, seperti inflasi yang terjaga turut mendorong rupiah perkasa.

Bank Indonesia mencatat Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 kurang lebih 1 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IHK September 2025 tercatat inflasi sebesar 0,21 persen (mtm), sehingga secara tahunan IHK mengalami inflasi sebesar 2,65 persn (yoy).

"Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah," imbuhnya.

Baca Juga: Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!

Load More