Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat (20/1/2017) ditutup turun sebesar 44 poin atau 0,84 persen ke level 5.254 setelah bergerak di antara 5.243-5.293. Sebanyak 91 saham naik, 205 saham turun, 119 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 5.038 triliun.
"Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual4 bersih (net sell) Rp 399 miliar," kata Direktur PT Investa Saham Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan resmi, Senin (23/1/2017).
Pasar Amerika ditutup menguat pada perdagangan Jumat setelah pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS. Dalam sambutannya, Trump mengatakan kebijakan AS akan membeli dan mempekerjakan warga Amerika. Beberapa investor mengatakan komentar tersebut memperkuat kekhawatiran mengenai kebijakan perdagangan proteksionis.
"Dow Jones ditutup menguat 0,48 persen ke level 19.827. S&P menguat 0,3 persen ke level 2.271," ujar Trump.
Pasar Eropa ditutup bervariasi pada perdagangan Jumat, Investor menunggu apakah Trump dapat terus menjaga ekspektasi atas pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat yang didorong oleh kebijakan-kebijakannya seperti pemotongan pajak.
"FTSE melemah 0,14 persen, CAC melemah 0,20 persen dan DAX menguat 0,29 persen ke level 11,630," jelas Trump.
Kekhawatiran pemerintah bahwa inflasi tahun ini akan melebihi tahun lalu seper-tinya akan terjadi. Dari hasil survei pemantauan harga (SPH) mingguan pada pekan ketiga yang dilakukan Bank Indonesia (BI), laju inflasi Januari tahun ini diperkirakan 0,67 persen, atau lebih tinggi dibanding inflasi Januari 2016 yang sebesar 0,51 persen.
Gubernur BI mengatakan, dengan perkembangan inflasi bulanan tersebut, inflasi ta-hunan bulan ini diperkirakan sebesar 3,19 persen year on year (YoY). Angka ini lebih tinggi dibanding Desember 2016 yang 3,02 persen YoY. Menurut Ia, sumber inflasi berasal dari kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered prices). Di antaranya dari kenaikan tarif listrik dan kenaikan biaya administrasi surat tanda nomor ken-daraan (STNK).
Baca Juga: Mantan Dirut Jadi Tersangka, Saham Garuda Indonesia Menurun
Tak hanya itu, harga pangan yang bergejolak (volatile food) juga turut menyumbang inflasi, di antaranya dari kenaikan harga cabai merah. Adminis-tered prices sepanjang tahun lalu mencatat laju inflasi yang rendah yakni 0,21 persen. Sementara volatile food mencatat laju inflasi yang cukup tinggi, yakni sebesar 5,92 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
-
Dari LPS ke Kursi Menkeu: Akankah Purbaya Tetap Berani Lawan Budaya ABS?
Terkini
-
9 Kontroversi Bahlil Lahadalia Sejak Menjabat Menteri
-
Ekonomi Dalam Negeri Makin Membaik Dorong IHSG Bergerak Menguat Hingga 1 Persen
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Erick Thohir Serahkan Urusan Merger Garuda Indonesia-Pelita Air ke Danantara
-
KRL di Surabaya Resmi Akan Dibangun, Dananya Pinjam dari Investor Jerman Rp 4,42 Triliun
-
Gelombang PHK Ancam Industri Rokok, Menkeu Purbaya Diminta Segera Bertindak
-
7 Lokasi Perumahan di Bogor, Harga Mulai 150 Jutaan Cocok untuk Karyawan Gaji UMR
-
PT Gag Nikel Kembali Operasikan Tambang di Raja Ampat, ESDM: Hanya untuk Evaluasi!
-
Anggaran Tak Cukup, Kemenhub Batal Perpanjang Operasional KRL Hingga Karawang
-
Tunggak Kewajiban BPJS Ketenagakerjaan, Kemnaker Panggil 41 Perusahaan di Jawa Barat