Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IORA yang diselenggarakan pada Selasa (7/3/2017) kemarin telah usai. Negara-negara anggota IORA telah berkomitmen untuk memajukan kawasan Samudra Hindia melalui butir kesepakatan yang dituangkan dalam Jakarta Concord.
Di sela perhelatan KTT IORA tersebut, pemerintah Indonesia memanfaatkan kesempatan yang ada untuk meningkatkan kerja sama bilateral dengan sejumlah negara anggota. Kerja sama bilateral tersebut disepakati usai Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Bangladesh Seikh Hasina, Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, Presiden Mozambik Filipe Jacinto Nyusi, Wakil Presiden India Mohammad Hamid Ansari, dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
Usai pertemuan bilateral, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menekankan bahwa inti dari sejumlah pertemuan bilateral tersebut adalah peningkatan kerja sama di bidang ekonomi. Saat bertemu dengan Perdana Menteri Bangladesh Seikh Hasina misalnya, Darmin mengatakan bahwa Indonesia memperoleh surplus dalam perdagangan yang dilakukan kedua negara.
"Mereka memesan lagi gerbong kereta api sebanyak 200 gerbong. Di saat yang sama mereka juga menawarkan industri farmasi yang terjangkau dan bagus, ingin kerja sama," ujar Darmin di Jakarta Convention Center.
Kesempatan baik tersebut tentunya disambut positif oleh pemerintah Indonesia. Presiden Joko Widodo menawarkan kerja sama business to business untuk meningkatkan perdagangan kedua negara. "Presiden tadi bilang menawarkan dengan senang hati swasta dengan swasta atau BUMN dengan BUMN kita silakan kerja sama. Jadi kerja sama antara bisnis dan bisnis," Darmin melanjutkan.
Kemudian, pertemuan bilateral lainnya dilakukan antara Indonesia dengan Mozambik. Sebagai negara yang perekonomiannya sebagian besar ditopang oleh industri pertanian, maka tak heran bila kedua negara membicarakan peningkatan kerja sama di bidang tersebut. Selain itu, sebagai negara yang berbatasan langsung dengan lautan, kedua negara juga membicarakan hal-hal yang terkait dengan perikanan. "Mozambik adalah negara maritim tapi mereka kuatnya di pertanian, di kapas. Banyak tadi pembicaraan soal itu dan kita juga membicarakan mengenai illegal fishing di Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, mengenai hasil pembicaraan dengan Yaman terungkap bahwa negara yang sebelumnya dilanda perang tersebut meminta bantuan dan kerja sama dari pemerintah Indonesia untuk membangun kembali negaranya. Pengusaha-pengusaha Indonesia diundang untuk berinvestasi di Yaman. "Presiden meminta perhatian pemerintah Yaman agar mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang masih tertinggal di sana mendapatkan jaminan keamanan dan bisa kembali ke Indonesia. Tadinya ada 2.600 yang pulang, tapi ada 600 yang tinggal. Anda pasti ingat nama kotanya, Salalah, ada di sana," Darmin menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, AM Fachir, menyatakan bahwa Indonesia mendorong terjadinya rekonsiliasi politik di Yaman. Indonesia sendiri berharap agar Yaman menemukan solusi damai yang tentunya juga diharapkan oleh dunia internasional. "Kita memberikan dorongan rekonsiliasi politik di Yaman karena untuk rekonstruksinya kita senang hati untuk berkontribusi. Mereka sedang mengupayakan solusi damai yang komprehensif dan itu harapan kita semua," ujarnya.
Baca Juga: Jokowi: Sri Langka Merupakan Sahabat Dekat
Pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran menghasilkan kepastian realisasi kerja sama yang telah disepakati sebelumnya seperti pengelolaan ladang minyak Iran oleh Indonesia. Sistem transaksi keuangan kedua negara juga sempat disinggung dalam pertemuan tersebut. "Mereka juga menginginkan supaya ada sistem banking yang langsung. Tidak melalui negara ketiga seperti yang terjadi sekarang supaya bisa lebih cepat," kata Darmin.
Sementara pertemuan dengan Wakil Presiden India membicarakan tindak lanjut dari hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke India pada tahun lalu. India telah mengutus para pengusaha dan menterinya untuk menindaklanjuti kerja sama di bidang farmasi dengan Indonesia. "Mereka mengatakan sudah ada 'follow up'-nya di bidang farmasi. Mereka sudah mengirim ke Indonesia para pengusaha dan menteri," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing