Pasar properti di luar rumah masyarakat berpenghasilan rendah di Sumatera Utara masih melambat pada triwulan I/2017 akibat kondisi ekonomi global dan nasional yang belum membaik secara maksimal.
"Hanya rumah untuk MBR yang permintaannya bagus. Lainnya tipe menengah ke atas masih lesu," kata Wakil Ketua Umum Bidang Infrastruktur dan Properti Kamar Dagang dan Industri Sumut Tomi Wistan di Medan, Sumatera Utara, Selasa (21/3/2017).
Menurut dia, kondisi ekonomi makro Indonesia pada 2016 memang sudah membaik, tetapi belum sepenuhnya setelah terpuruk beberapa tahun sebelumnya sehingga belum memberi dampak positif maksimal kepada properti pada 2017.
Ia mengakui memang ada beberapa kebijakan fiskal yang berdampak langsung pada sektor properti seperti penurunan suku bunga kredit bank dan pengampunan pajak (tax amnesty) yang sudah dilakukan pemerintah.
Dengan kondisi itu, daya beli di luar konsumsi seperti rumah masih belum membaik seperti yang diharapkan.
Tidak adanya kontraksi yang kuat pada triwulan I ini, menurut Tomi, semakin meyakini pengembang bahwa pasar properti secara keseluruhan di 2017 masih bertumbuh melambat.
"Kalapun ada kenaikan permintaan tahun ini, baru terjadi pada semester II sehingga secara keseluruhan juga sepanjang 2017 tetap lemah," kata Tomi yang mantan Ketua Realestate Indonesia (REI) Sumut.
Dia menegaskan sebenarnya masyarakat sudah semakin menyadari bahwa properti salah satu investasi yang menguntungkan, tetapi karena keuangan masih terbatas, peruntukan keuangan hanya untuk kepentingan utama seperti makan dan lainnya.
Baca Juga: REI akan Bangun 12.000 Unit Rumah Subsidi di Riau
Masih bagusya pasar MBR, ujar Tomi, karena keinginan masyarakat yang belum memiliki rumah untuk mendapatkan hunian sangat besar.
Harga rumah MBR yang tergolong murah dan ditambah banyaknya kemudahan dan kemurahan yang diberikan pemerintah semakin mendorong masih banyaknya permintaan rumah tipe tersebut.
Ketua REI Sumut, Umar Husin mengakui, tingginya permintaan MBR hingga tahun ini.
REI sendiri pada 2017 menargetkan bisa membangun MBR sebanyak 15.000 unit atau naik dari realisasi 2016 yang sejumlah 12.014 unit.
Target pembangunan MBR 15.000 unit itu sendiri naik 3.000 unit dari target 2016 yang sebanyak 12.000 unit.
Menurut Umar yang baru terpilih menjadi Wakil Ketua Umum DPP REI bidang Perbankan, Pembiayaan Komersial, dan Rumah Sejahtera Tapak (RST), target 15.000 unit di 2017 diperkirakan bisa tercapai, bahkan bisa lebih dari itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Ikuti Jejak Rupiah, IHSG Meloyo Hari ini Balik ke Level 8.600
-
Harap Bersabar, Pemerintah Umumkan UMP 2026 Paling Lambat 24 Desember
-
Purbaya Akui Ada Kementerian Lelet Serap Anggaran, Dana Dikembalikan Tembus Rp 4,5 T
-
Energi Terbarukan Mulai Masuk Sektor Tambang dan Perkebunan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Rupiah Justru Melempem ke Level Rp 16.667 Setelah BI Tahan Suku Bunga
-
Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi USD 62,63 di November, BBM Gimana?
-
BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 4,75 Persen, Ini Alasannya
-
Finex Menandai Ulang Tahunnya yang ke-13 dengan Gala Dinner
-
KB Bank - PT KAI Medika Indonesia Hadirkan Fasilitas Pembiayaan bagi Brawijaya Hospital Tangerang