Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan kereta api cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek kerja sama "b-to-b" atau atau "business-to-business" sehingga pemerintah hanya mengurus soal perizinan.
"Kalau perizinan tidak ada soal, kesulitannya selalu di lahan karena berbeda dengan banyak negara, seperti Cina yang semua lahan itu tanah negara, di kita lahan itu sebagian besarnya sudah milik masyarakat yang harus dibebaskan," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (28/8/2017).
Pernyataan Wapres tersebut disampaikan untuk menjawab pertanyaan salah satu Peserta Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Ke-56 dan Peserta Pendidikan Sementara Angkatan (PPSA) Ke-21 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) tentang hambatan pembangunan infrastruktur kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Lebih lanjut, Wapres menjelaskan pemerintah melakukan fungsi pengawasan terhadap proyek tersebut. Namun untuk operasional pembebasan lahan menjadi tanggung jawab pihak perusahaan Indonesia dan Cina yang bekerja sama.
"Kadang-kadang masyarakat juga mengambil kesempatan kalau dia perlu, dinaikkan harganya berkali-kali, ya, kita tidak bisa cepat menyelesaikannya," kata dia.
Meskipun demikian, JK mengatakan pemerintah tentu juga mendorong agar konsorsium BUMN dan China yang bergabung dalam PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) segera menuntaskan hambatan pmbebasan lahan agar pembangunan dapat segera dilakukan.
"Pembebasan lahan itu masalah pokok, tinggal masalah beberapa kilometer sehingga itu bisa dimulai," kata dia.
Dalam waktu yang sama, pemerintah juga tengah menggarap proyek kereta api semicepat Jakarta-Surabaya untuk mendukung konektivitas penduduk antarwilayah yang semula harus ditempuh selama 11 jam dengan kereta api dapat dipersingkat menjadi 4-5 jam.
Baca Juga: Banyak ATM Offline, OJK: Layanan Nasabah Bank Tak Terganggu
"Kecepatan jadi soal di mana-mana, di dunia ini harus cepat, jadi 'faster and faster' di dunia ini karena kalau kita tidak mempunyai sarana yang lebih cepat tentu juga kita ketinggalan," kata dia.
Sebelumnya, Wapres RI telah menyampaikan kuliah umum bertema "stabilitas ekonomi untuk kemajuan bangsa" bagi Peserta Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Ke-56 dan Peserta Pendidikan Sementara Angkatan (PPSA) Ke-21 Lemhanas di Istana Wakil Presiden, Jakarta. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
Terkini
-
Anggito Abimanyu Mundur dari Jabatan Wamenkeu
-
Tarif Listrik PLN Periode September-Oktober 2025, Ada Kenaikan Harga?
-
Lowongan Kerja BP Tapera 2025: Jadwal, Syarat, Kualifikasi dan Link Resmi
-
IHSG Menguat di Sesi I, Saham-saham Ini Jadi yang Paling Banyak Dibeli!
-
ESDM Jamin Dalam 7 Hari ke Depan Tak Ada Kekosongan Stok BBM di SPBU Swasta
-
Rumah Tapak Masih Jadi Primadona, Gen Z dan Milenial Makin Aktif Cari Hunian
-
IHSG Sempat 'Kesenggol', tapi Pakar Bilang Masih Ada Sinyal Bangkit Hari Ini
-
BI Sebut Ekonomi Indonesia Hanya Sanggup Tumbuh 5,1 Persen Tahun Ini
-
Harga Emas Antam Naik Lagi, Ada 'Sihir' Kebijakan The Fed di Balik Harganya
-
MBG Tembus 300 Triliun, Cukup untuk Biaya Kuliah Gratis Bagi 288 Ribu Sarjana