Suara.com -
Apakah ada nasihat orangtua yang tidak benar? Bukannya tidak benar, tapi mungkin jangan kamu telan mentah-mentah. Ini dia beberapa nasihat yang sering dilontarkan orangtua tapi tidak sepenuhnya benar:
Kalau tidak kuliah tidak bakal sukses
Bagi orangtua kita, duduk di bangku kuliah adalah jalan satu-satunya buat meneguk ilmu sebanyak-banyaknya dan bekal buat menjadi sukses di luar sana. Itulah kenapa orangtua suka ngotot buat nguliahin anak-anaknya. Supaya ketika dilepas di dunia kerja, kita bisa punya karier dan masa depan sukses. Perusahaan zaman dahulu juga lebih mengutamakan mereka dengan ijazah universitas.
Nah, sekarang zaman udah beda. Internet bisa dipergunakan sebagai senjata untuk memperluas cakrawala ilmu. Kini kesempatan berkarir sangat luas dan gak terbatas bagi mereka yang lulus universitas saja.
Contohnya Mark Zuckerberg yang nggak lulus kulliah, tapi sukses dengan Facebook. Atau Bill Gates yang sekarang jadi salah satu orang terkaya di dunia karena Microsoft-nya.
Kuliah itu tetap penting, hanya saja kesempatan untuk mengenyamnya nggak dimiliki semua orang.
Banyak anak banyak rezeki
Bagaimana dengan anggapan banyak anak banyak rezeki? Apa benar? Realitanya nggak selalu seperti itu ya. Anggapan ini sudah jadi budaya di Indonesia. Dengan jumlah anak banyak, orangtua berpikir suatu saat ketika anak-anaknya sudah mapan, mereka bisa memberi hasil buat orangtua. Kalau diimplementasikan ke zaman sekarang, coba pikir lagi.
Dengan harga-harga kebutuhan, biaya pendidikan, dan kesehatan yang tinggi, masih relevankah anggapan tersebut? Belum lagi kalau keadaan finansial orangtua di bawah garis kemiskinan, maka banyak anak artinya pengeluaran yang berkali lipat.
Rencanakan jumlah anak sesuai dengan kemampuan finansialmu. Bakal nggak adil buat anak lho, kalau hidup mereka nanti serba kekurangan dan gak bisa tercukupi kebutuhannya cuma gara-gara ekonomimu nggak matang.
Investasi itu judi atau cuma beresiko rugi
Hari gini investasi sudah semakin aman dan banyak dilirik sebagai alat penambah penghasilan pasif. Tapi, bagi orangtua kita, tidak sedikit yang masih memandang sebelah mata investasi.
Buat mereka, yang aman itu deposito atau nabung. Padahal tahu sendiri kan bunga yang kita peroleh dari tabungan biasa dan deposito itu kecil banget.
Nggak sedikit juga orangtua yang menilai investasi itu “perjudian” karena nggak terukur dan nggak jelas keuntungannya. Anggapan seperti ini timbul karena mereka kurang mempelajari tentang investasi sepenuhnya.
Padahal kini investasi makin banyak jenisnya, aman, mudah, dan modalnya terjangkau siapa saja. Bisa dipilih sesuai kemampuan finansial masing-masing, contohnya reksa dana yang bisa dimulai dengan dana Rp100 ribu aja.
Kalau kerja itu jangan jadi kutu loncat
Loyalitas alias kesetiaan bekerja di satu perusahaan hingga puluhan tahun adalah salah satu prinsip yang juga dipegang oleh orangtua kita zaman dulu. Jangan heran kalau mereka suka mengomeli kita yang mungkin setiap tahun berpindah kerja.
Zaman dahulu perusahaan pastinya belum sebanyak dan sekreatif sekarang ya, jadi maklum lah. Sementara kini para eksekutif muda semuanya punya target untuk terus meningkatkan karier dan pendapatan. Salah satunya dengan terus mencari kesempatan yang terbaik.
Orangtua memang harus dihormati dan gak ada salahnya mengikuti beberapa nasihat yang emang bisa bermanfaat bagi kita. Tapi ingat, orangtua bukan berarti nggak bisa salah ya. Jika memang ada yang nggak benar, boleh kok dikritisi kok. Tapi tetap dengan cara yang santun.
Baca juga artikel DuitPintar lainnya:
6 Kebiasaan Jelek Orangtua yang Bisa Bikin Anak Tumbuh Jadi Pribadi yang Boros
4 Fakta Kenapa Orangtua Lebih Memilih Tabungan Pendidikan
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Purbaya Cuek usai Didemo Kades soal Pencairan Dana Desa: Ditahan Buat Kopdes Merah Putih
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana, Terima Aduan Investasi-Pinjaman Pengusaha
-
KB Bank Butuh Suntikan Modal untuk Masuk 10 Besar Indonesia
-
Kenaikan Gaji Pekerja RI Bakal Melambat 5,8 Persen Tahun 2026
-
Pemerintah Janji Tahun 2026 Tidak Ada Potong Gaji, Formulasi Baru Jadi Jaminan
-
Isu Dinamika Bisnis Menyeruak dalam RUPSLB SMGR
-
Lalu Lalang Penumpang Udara saat Nataru Diprediksi Lebih dari 10,5 Juta Orang
-
Krisis Energi di Pengungsian Aceh, Rieke Diah Pitaloka Soroti Kerja Pertamina
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Senilai Rp870 Miliar