Suara.com - Rasio profitabilitas atau keuntungan dari aset bank dinilai sulit meningkat dalam setahun ke depan. Kondisi ini disebabkan pendapatan dari marjin bunga yang menurun dan naiknya beban pencadangan modal di industri perbankan.
"Ada tiga penyebab sedikitnya, dan hal itu membuat tren rasio profitabilitas sulit bergerak," kata Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah, seusai Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Penyebab pertama, lanjut Halim, adalah tren terus menurunnya suku bunga perbankan, baik di global maupun domestik. Turunnya suku bunga pinjaman akan membuat marjin bunga bank menipis. Alhasil pendapatan bank bisa saja turun, jika manajemen bank tidak memutar otak untuk menggali sumber pendapatan lain.
"Suku bunga dana di dunia itu masih rendah sehingga untuk menaikkan suku bunga kredit itu tidak akan mudah," ujarnya.
Sejak Januari 2016 hingga November 2017, suku bunga kredit rata-rata di industri perbankan telah turun 128 basis poin, menurut data Bank Indonesia.
Penyebab kedua, ujar Halim, adalah masih adanya potensi kenaikan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL). Meskipun hingga November 2017, NPL industri perbankan sebesar 2,9 persen atau tergolong di level yang rendah, namun tidak menutup kemungkinan, NPL masih bisa naik karena pemulihan ekonomi domestik yang belum merata, terutama di sektor pertambangan dan penggalian.
"Saya lihat bank-bank ini akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit," ujarnya.
Penyebab ketiga, kata Halim, adalah beban regulasi untuk penambahan cadangan modal perbankan. Penambahan cadangan modal, kata Halim, akan terjadi dalam waktu dekat untuk memitigasi tekanan eksternal dari pasar keuangan global, yang bisa saja menurunkan kesehatan bank.
Tingkat profitablitas bank diukur dari salah satu indikator yakni tingkat keuntungan dari aset (return on assets/ RoA) perbankan dalam tiga tahun terakhir. RoA mengukur kemampuan suatu bank menghasilkan keutungan dari aset yang dimilikinya.
Baca Juga: Bank Indonesia Tegaskan Bitcoin Tidak Dijamin dan Tak Diakui
Semakin tinggi RoA berarti rasio profitabilitas bank semakin baik atau produktivitas asetnya tinggi.
Sebagai gambaran, dalam tiga tahun terakhir, bank beraset besar atau Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV, meneguk RoA pada Desember 2015 empat persen. Tapi kemudian turun ke kisaran 2,5-3 persen pada bulan Desember 2016, lalu stagnan di kisaran 3 persen pada September 2017. (Antara)
Berita Terkait
-
Hasil Survei Sebut Gen Z Lebih Percaya Bank Digital, Ini Alasannya!
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
IPO PAM Jaya, Basri Baco Ingatkan Nasib Bank DKI: Saham Bisa Anjlok, Negara Rugi
-
Kalahkan aespa, Haechan NCT Raih Trofi Pertama Lagu 'CRZY' di Music Bank
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan