Suara.com - Menteri BUMN Rini Soemarno menargetkan jumlah perusahaan yang merugi pada akhir tahun 2017 sebanyak 13-14 perusahaan, menurun dibanding sebanyak 24 BUMN yang mengalami defisit pada semester I 2017.
"Kami terus berupaya menurunkan jumlah BUMN rugi. Satu per satu kami kaji apa penyebab kerugian perusahaan," katanya di sela Rakor CEO BUMN, di Balige, Toba Samosir, Kamis (21/12/2017).
Menurut Rini, pembahasan masalah BUMN rugi menjadi salah satu agenda pembahasan pada Rakor CEO yang diikuti 115 dirut BUMN, selain agenda antara lain mendukung pencapaian tujuan pembangunan khususnya investasi (capex) BUMN, akselerasi proyek strategis nasional dalam rangka mendorong konektivitas, kapasitas dan daya saing.
Ia menjelaskan, faktanya ada BUMN yang merugi karena kalah bersaing di pasar, ada yang rugi sudah puluhan tahun. Ada juga BUMN yang mengalami kerugian karena ketidakmampuan manajemen untuk mencetak laba.
Meski menempuh beberapa langkah langkah strategis ke depan, Rini memprediksi sampai akhir tahun masih terdapat BUMN yang rugi seperti PT Garuda Indonesia, PT Krakatau Steel, PT Kertas Leces, PT Dirgantara Indonesia dan PT Merpati Nusantara Airlines.
"Masing-masing BUMN tersebut penangaannya berbeda-beda, sesuai dengan karakter dan kapasitas perusahaan," katanya.
Menteri Rini pun memberikan gambaran bahwa total rugi BUMN mencapai pada 2013 mencapai Rp13 triliun. Kemudian pada 2016 kerugian sekitar Rp5 triliun dan diperkirakan kerugian sekitar Rp4 triliun pada 2017.
Berdasarkan catatan, dua BUMN dengan rugi terbesar yaitu Garuda Indonesia dan Krakatau Steel masing-masing di atas Rp1 triliun.
Khusus untuk Garuda, kerugian karena lebih dikarenakan perusahaan ini terjebak dalam perang tarif dan rute penerbangan internasional yang tidak efisien.
Sedangkan Krakatau Steel kerugiannya membengkak disebabkan antara lain adanya dumping baja dari China.
Untuk itu ujarnya, BUMN yang merugi harus melakukan efisiensi, termasuk menjalin sinergi antar perusahaan. BUMN yang memiliki bisnis atau usaha yang sama juga diarahkan digabung. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Bansos PKH Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Kepastian Jadwal, Besaran Dana dan Cara Cek Status
-
Profil PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), Ini Sosok Pemiliknya
-
BRI Ajak Warga Surabaya Temukan Hunian & Kendaraan Impian di Consumer BRI Expo 2025
-
TikTok Dibekukan Komdigi Usai Tolak Serahkan Data Konten Live Streaming Demo
-
Maganghub Kemnaker: Syarat, Jadwal Pendaftaran, Uang Saku dan Sektor Pekerjaan
-
Perusahaan Ini Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Sumber Air Bersih
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
-
Maganghub Kemnaker Dapat Gaji Rp 3.000.000 per Bulan? Ini Rinciannya