Suara.com - Rekaman pembicaraan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dengan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir yang direkayasa isi pembicaraannya dinilai merupakan cara yang kotor. Apalagi rekaman tersebut disebarkan di media sosial.
“Manuver ini dilakukan untuk mendiskreditkan Menteri BUMN,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, saat dihubungi Suara.com, Minggu (6/5/2018).
Arief menegaskan, sebetulnya tidak ada yang istimewa dalam percakapan telepon antara Menteri BUMN dengan Dirut PLN. Bahkan, meskipun dalam rekaman tersebut menyebut nama kakak dari Menteri BUMN, yakni Arie Soemarno.
“Sudah jelas dan clear bahwa rekaman tersebut adalah membahas kerja sama antara PT Bumi Sarana Migas (BSM) dengan PLN dan PT Pertamina (Persero) untuk membangun Terminal Gas Bojonegara (Provinsi Banten) yang hingga saat ini belum terealisasi," lanjut Arief.
Menurutnya, pembicaraan dalam rekaman antara Meneg BUMN wajar saja karena hanya membahas besaran share / saham yang harus dikuasai oleh PLN. Ini mengingat PLN nantinya sebagai konsumen dari Terminal Gas Receiving Bojonegara untuk mensuplai gas ke PLTU Muara Tawar. Menurutnya, permintaan PLN untuk memiliki saham sebesar 15 persen dalam joint venture antara PT BSM PLN dan Pertamina dimana Pertamina bertindak sebagai off taker, sangat wajar.
Selain menjadi offtaker, saat ini Pertamina juga ikut dalam manajemen untuk menjamin kualitas produk sebelum sampai ke konsumen. Dalam skema kerja sama ini BSM menyerahkan sepenuhnya offtaker LNG kepada Pertamina.
Offtaker merupakan pembelian hasil-hasil minyak dan gas bumi serta turunannya untuk kemudian didistribusikan kembali ke konsumen.
Arief meyakini terminal regasifikasi yang digagas sejak 2013 ini menguntungkan semua pihak karena dia melihat kerja sama ini murni business to business demi mengantisipasi defisit gas di Jawa Barat. Sayangnya, hingga sekarang, proyek ini belum bisa terealisasi karena belum ada kesepakatan besaran kepemilikan saham antara ketiga korporasi tersebut.
Sementara sangat jelas Ari Sumarno bertindak sebagai lead coordinator PT BSM sejak 2013. “Artinya tidak ada conflict of interest dalam kerjasama ini. Wajar saja terjadi negosiasi dalam menentukan besaran saham terkait beban dan modal yang disetor dalam proyek tersebut,” jelasnya.
Selain itu, Arief melihat Rini Soemarno tetap meminta agar PLN bisa memiliki saham yang signifikan. Walaupun akhirnya tidak ada kata sepakat dalam kerja sama tersebut.
Jadi pelintiran rekaman menjadi bagi-bagi fee merupakan fitnah. "Mulai terlihat ada operasi senyap dari pihak pihak tertentu yang ingin mengantikan posisi menteri BUMN yang akhirnya nanti akan menjadikan BUMN sebagai bancakan,” jelasnya.
Ia menambahkan, melihat pengakuan Sofyan Basyir yang mengetahui pembicaraannya dengan Menteri BUMN direkam, artinya patut diduga ada seorang yang disuruh merekam pembicaraan tersebut yang kemudian suatu hari bisa digunakan untuk mendiskreditkan Menteri BUMN.
“Karena saya sudah mengecek ke kawan-kawan di Telkomsel bahwa tidak bisa dan tidak mungkin percakapan bisa direkam oleh operator seluler. Hal ini bisa dilakukan oleh Aparat Penegak Hukum dan Badan Intelijen Negara (BIN). Tapi kok rasanya tidak mungkin aparat penegak hukum dan BIN ya,” tuturnya.
Arief juga merasa aneh melihat banyak organisasi LSM jadi - jadian yang digerakkan untuk melakukan aksi demo dengan dasar rekaman tersebut. Menurutnya, ini indikasi ada grup mafia BUMN yang selama ini kesulitan melakukan bancakan di BUMN selama era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Sekarang memang BUMN lebih dikelola secara profesional,” tutupnya.
Berita Terkait
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
Jadi BP BUMN, 12 Poin Penting Perubahan UU BUMN: Wamen Dilarang Jadi Komisaris
-
Sah! Kementerian BUMN Berubah Jadi Badan Pengatur BUMN
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya
-
Harga Mati! ESDM Tetap Sarankan Shell Cs Beli BBM Murni dari Pertamina Hingga Akhir Tahun
-
Apa Itu XAUUSD dan Pengaruhnya Terhadap Harga Emas
-
Kementerian BUMN Berubah Jadi BP BUMN, Gaji ASN dan PPPK Turun?
-
Utang Krakatau Steel Susut Lebih Cepat, Setelah Restrukturisasi Disetujui
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
IEU-CEPA Disepakati, Uni Eropa Lirik Industri F&B hingga Energi Terbarukan Indonesia
-
Strategi Holding BUMN Danareksa Perluas Akses Pasar UMKM