Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam dua hari terakhir mengeluarkan dua pernyataan yang mengisyaratkan peluang sangat besar kenaikan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" pada Mei 2018. Langkah ini dilakukan setelah anjloknya Rupiah yang melewati batas fundamentalnya.
"Bank Indonesia memiliki ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan '7 Days Reverse Repo'," kata Agus di Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Agus menegaskan pelemahan nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini.
Bank Sentral, kata Agus, akan secara tegas dan konsisten mengarahkan kebijakan moneter untuk menciptakan stabilitas perekonomian.
"Respon penyesuaian suku bunga akan dijalankan secara konsisten dan 'pre-emptive' untuk memastikan keberlangsungan stabilitas," ujar dia.
Pernyataan senada juga telah dikeluarkan Agus pada Rabu malam (9/5/2018). Agus menegaskan sedang menyiapkan kebijakan moneter yang tegas, termasuk penyesuaian suku bunga kebijakan "7-day Reverse Repo Rate" di tengah depresiasi rupiah yang sebesar 3,44 persen hingga 8 Mei 2018 (year to date) secara tahun berjalan.
Agus mengakui hingga Jumat ini, tantangan ekonomi global semakin deras. Tantangan itu di antaranya peningkatan suku bunga di Amerika Serikat, meningkatnya harga minyak dunia, serta menguatnya risiko geopolitik sebagai akibat meningkatnya tensi sengketa dagang Amerika Serikat-Cina dan pembatalan kesepakatan nuklir AS-Iran.
Sejak 1-9 Mei 2018, Rupiah melemah 1,2 persen (month to date), Thai Bath 1,76 persen (mtd), dan Turkish Lira 5,27 persen (mtd). Sementara itu, hingga 9 Mei dari 1 Januari 2018, Rupiah melemah 3,67 persen (year to date/ytd), Pilipina peso 4,04 persen (ytd), India Rupee 5,6 persen (ytd), Brazil Real 7,9 (ytd), Russian Rubel 8,84 (ytd), dan Turkish Lira 11,42 (ytd).
Agus juga mengatakan Bank Sentral akan tetap konsisten mendorong berjalannya mekanisme pasar secara efektif dan efisien, sehingga ketersediaan likuiditas baik di pasar valuta asing dan pasar uang tetap terjaga dengan baik.
"Operasi moneter di pasar valuta asing tetap akan dilakukan untuk meminimalkan volatilitas nilai tukar. Operasi moneter di pasar uang akan terus dilakukan untuk memastikan ketersediaan likuiditas rupiah yang memadai dan terjaganya stabilitas suku bunga di pasar uang," jelas Agus.
Suku bunga acuan BI saat ini sebesar 4,25 persen. Sudah dalam sembilan kali Rapat Dewan Gubernur bulanan, BI mempertahankan suku bunga acuan tersebut dengan arah kebijakan moneter yang bersifat "netral" dan "akomodatif".
RDG BI untuk menentukan suku bunga acuan akan digelar pada 16-17 Mei 2018 pekan depan, sekaligus menjadi rapat bulanan terakhir bagi Agus Martowardojo yang akan digantikan Mantan Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo pada 24 Mei 2018. (Antara)
Berita Terkait
-
Ekonomi Dunia di Ambang Melambat, Bos BI Ungkap Biang Keroknya
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
-
Hati-hati QRIS Bodong, Modus Ini Dipakai Pelaku
-
Bos BI Senang Pemerintah Guyur Dana Rp 200 Triliun ke Bank, Likuiditas Luber
-
Pahitnya Ekonomi RI: Lesunya Konsumsi Rumah Tangga Imbas Cari Pekerjaan Sulit
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan