Suara.com - Ketidakpastian ekonomi global membuat negara-negara berkembang kena imbasnya. Imbasnya, mulai dari nilai tukar mata uang yang terus menurun dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut, tetapi rata-rata disebabkan oleh kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS), seperti perang dagang antara AS dan Cina, serta kenaikan suku bunga bank sentral AS Fed Fund Rate.
Analis riset mata uang FXTM Lukman Otunuga mengatakan, ketidakpastian masih ada di pasar keuangan karena kekhawatiran penularan dari aksi jual pasar yang brutal bakal menghilangkan kepercayaan investor.
"Prospek suku bunga AS yang lebih tinggi dan ketidakpastian pasar secara keseluruhan menghantui daya tarik investor," kata Lukman seperti dilansir dari The Guardian.
Namun siapa-siapa saja negara yang paling kena terdampak dari ketidakpastian ekonomi global ini. Berikut ini adalah negara-negara yang paling terdampak.
1. Indonesia
Sebagai negara berkembang, Indonesia masuk dalam jajaran negara yang paling terdampak ekonomi global. Bagaimana tidak, Bank Indonesia terus menaikkan suku bunga acuannya untuk menopang laju rupiah terhadap dolar AS.
Nilai tukar rupiah berada pada titik terendah dalam 20 tahun, didorong oleh meningkatnya utang dan jumlah investor yang bertaruh terhadap pasar negara berkembang.
Karena inflasi sejauh ini masih terkendali, bank sentral mungkin akan lebih memilih untuk memangkas suku bunga untuk merangsang ekonomi yang sedang berjuang, tetapi kekhawatiran atas mata uang memaksa untuk menaikkan suku bunga sebagai gantinya.
2. Argentina
Bank sentral Argentina menaikkan suku bunga menjadi 60 persen bulan lalu dalam upaya untuk menopang mata uangnya yang jatuh. Hal ini tidak kemudian menenangkan kepercayaan para investor, sehingga pemerintah meluncurkan langkah-langkah penghematan besar-besaran untuk mencoba memulihkan kepercayaan.
Krisis mata uang cenderung mendorong ekonomi ke dalam resesi yang lebih dalam. Argentina telah meminta IMF untuk mempercepat pembayaran 50 miliar dolar AS dalam pendanaan darurat untuk meningkatkan keuangannya.
3. Afrika Selatan
Afrika Selatan secara tak terduga jatuh ke dalam resesi pada kuartal kedua 2018. Mata uang rand pun ke level terendah dalam dua tahun terakhir.
Presiden Cyril Ramaphosa, yang menggantikan Jacob Zuma awal tahun mengatakan resesi adalah masalah transisi. Tercatat, jumlah pengangguran meningkat 27,2 persen, membawa risiko protes nasional atas keadaan ekonomi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Menko Airlangga: Jauh Lebih Baik!