Suara.com - Sejumlah perusahaan besar perlahan-lahan mulai meninggalkan Cina. Mereka memindahkan sentra produksinya ke pabrik-pabrik yang ada dikawasan Asia.
Ini dilakukan untuk menghindari pengenaan tarif impor dari Amerika Serikat terhadap produk asal Cina yang terus mengalami kenaikan.
Beberapa pemerintah, terutama di Taiwan dan Thailand, secara aktif mendorong perusahaan-perusahaan untuk memindahkan produksinya dari Cina.
Saat ini sudah banyak perusahaan asing yang memindahkan produksi dari Cina seperti Perusahaan SK Hynix dari Korea Selatan dan Mitsubishi Electric, Toshiba Machine Co dan Komatsu dari Jepang mulai melakukan pemindahan produksi sejak Juli lalu, ketika tarif pertama diterapkan.
“Kami telah memutuskan untuk mengalihkan sebagian produksi kami dari Cina karena dampak dari tarif itu signifikan," kata seorang juru bicara Toshiba seperti dilansir dari Reuters.
Produsen mainan anak Hasbro, merek kamera Olympus atau produsen sepatu Deckers juga terpaksa melakukan hal yang sama.
Bahkan perusahaan perusahaan lokal, seperti Zhejiang Hailide New Material yang selama ini memproduksi barang kebutuhan pabrik di provinsi Zhejiang, Cina harus memindahkan produksinya ke negara dikawasan Asia lainnya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengumumkan pengenaan tarif baru senilai 200 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2,9 triliun atas barang-barang impor dari Cina.
Dilansir melalui Wall Street Journal, Presiden Donald Trump mengatakan, pengenaan tarif baru sudah dimulai pada Senin (17/9/2018) yakni dari 10 persen pada dan akan meningkat menjadi 25 persen mulai 1 Januari 2019.
Baca Juga: MA Perberat Penjara Terpidana e-KTP Andi Narogong Jadi 13 Tahun
Dengan tarif impor terbaru ini, sekitar separuh dari volume impor Cina ke Amerika Serikat akan dibebani oleh bea-bea yang sifatnya sebagai hukuman.
Tarif 200 miliar dolar AS itu dikenakan antara lain atas berbagai produk teknologi internet dan elektronik lainnya dan papan sirkuit cetak. Selain itu, tarif berlaku untuk barang-barang konsumen, dari tas hingga sepeda dan perabot rumah tangga.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya