Suara.com - Nilai tukar Rupiah melemah hingga ke batas psikologis baru, yakni Rp 15.000 per 1 Dolar Amerika Serikat, pada Selasa (2/10/2018) siang. Level nilai tukar rupiah yang mencapai Rp15.000 merupakan level terlemah dalam beberapa tahun terakhir.
Disinyalir, melemahnya nilai tukar Rupiah tersebut disebabkan memanasnya perang dagang antara AS dan China serta kenaikan harga minyak dunia.
Dua faktor itu dikhawatirkan akan mengancam defisit transaksi berjalan domestik.
Ekonom PT Bank Permata Tbk Joshua Pardede mengatakan, USD pada Selasa ini menguat secara luas (broadbased), yang diikuti kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun (US-Treasury Bill).
Isu perang dagang kembali menghimpit China, di mana terjadi perjanjian perdagangan antara Kanada dan Meksiko yang mengisyaratkan pembatasan barang-barang dari Tiongkok.
"Akhirnya penguatan Dolar AS terjadi diikuti oleh kenaikan yield US-Treasury," ujar Joshua.
Sementara itu, harga minyak dunia sedang menunjukkan tren menanjak. Hal tersebut menjadi sentimen negatif bagi negara-negara net importir minyak seperti Indonesia karena berpotensi memperbesar defisit transaksi berjalan.
Hingga kuartal II 2018, defisit transaksi berjalan Indonesia sudah mencapai tiga persen dari Produk Domestik Bruto.
Adapun harga minyak dunia mencapai level 75 Dolar AS per barrel untuk WTI dan menembus level 85 USD per barel untuk jenis brent.
Baca Juga: Kasus PLTU Riau-1, KPK Periksa Petinggi BNI Yanar Siswanto
Dengan berbagai sentimen global tersebut, pelaku pasar cenderung melakukan koreksi di pasar keuangan domestik.
Koreksi dan keluarnya dana asing di pasar keuangan juga terlihat dari imbal hasil SUN tenor 10 tahun yang naik sembilan basis poin menjadi 8,10 persen.
Kenaikan imbal hasil SUN berarti terdapat penurunan harga SUN yang salah satunya bisa disebabkan karena aksi penjualan oleh investor.
"Indeks Pasar juga terkoreksi 0,4 persen pada sesi pagi ini," ujar Joshua.
Joshua menilai, pelemahan Rupiah ini hanya bersifat sementara. Kebijakan pengendalian impor dan juga upaya menambah devisa dari sektor pariwisata akan turut memperkuat nilai tukar Rupiah dalam beberapa waktu ke depan.
Hal itu juga ditambah penerapan transaksi valuta asing (valas) berjangka domestik atau Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) oleh Bank Indonesia.
Transaksi DNDF adalah transaksi derivatif valuta asing (valas) terhadap Rupiah yang standar (plain vanilla) berupa transaksi forward (berjangka) dengan mekanisme fixing yang dilakukan di pasar domestik.
Memantau Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diumumkan Bank Indonesia (BI), Selasa pagi, kurs Rupiah menyentuh posisi Rp14.988 per 1 USD, melemah 83 poin dari posisi Rp 14.905 pada Senin (1/10).
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?