Suara.com - Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menyatakan bahwa sejumlah tokoh politik di Indonesia belum memiliki sifat yang peka terhadap krisis.
“Sampai saat ini, saya belum melihat adanya kepekaan tersebut. Saya haqul yakin kalau elite politik di Indonesia itu banyak yang ternak dolar, hal ini membuat nilai tukar rupiah terkerek,” kata Faisal di Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Faisal juga mengkritisi pemerintah yang seolah tak mempunyai rasa perduli terhadap krisis. Masing-masing elite pemerintah seakan cuek terhadap masalah ini. Padahal, ia yakin pejabat negara maupun politisi mempunyai dolar dalam jumlah banyak.
“Ini enggak ada yang peduli semua. Tolong sentuh nurani mereka harus berkorban sedikit demi sedikit dijadikan rupiah," ujarnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Selasa (11/8/2015), makin terpuruk. Nilai tukar rupiah pada perdagangan siang ini tembus Rp 15.025 per dollar AS di pasar spot Bloomberg, Selasa (2/10/2018).
Dilansir dari Reuters, melemahnya nilai tukar rupiah ini menjadi yang terendah sejak 20 tahun lalu atau pada tahun 1998.
Pelemahan mata uang ini tidak hanya dirasakan Indonesia, melainkan mata uang di megara Asia juga mengalami pelemahan. Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tersebut disebabkan lantaran adanya revisi perjanjian perdagangan Amerika Utara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri