Suara.com - Jack Ma sang pendiri Alibaba Group mengatakan ingin menghabiskan sisa hidupnya untuk mengajar, setelah mengumumkan pengunduran diri dari posisi chairman executive perusahaan e-commerce tersebut.
Sebelum memulai Alibaba pada 1999, Jack Ma pernah bekerja sebagai guru bahasa Inggris di Cina selama beberapa tahun.
"(Pendidikan) adalah sesuatu yang bagus saya lakukan untuk sisa hidup saya," kata Jack Ma dalam sebuah sesi diskusi di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Jumat.
Jack Ma, yang menolak disebut pensiun tetapi hanya rotasi pekerjaan, menilai pendidikan lebih penting daripada teknologi yang menjadi inti dari bisnis Alibaba yang telah digawanginya selama 19 tahun.
Dalam 30 tahun ke depan menurut Jack Ma, manusia akan berhadapan dengan dampak buruk teknologi dan automasi yang mengancam hilangnya lapangan kerja.
Mesin, kata Jack Ma, mampu menggantikan pekerjaan manusia dengan sama baiknya bahkan lebih cepat.
Menurut Jack Ma, anak-anak perlu diajari untuk jeli melihat peluang dan melakukan inovasi-inovasi yang tidak dapat dilakukan mesin.
Untuk itu, Jack Ma akan lebih fokus pada pendidikan untuk kewirausahaan yang dinilainya adalah motor pertumbuhan ekonomi.
Agustus lalu, pria yang memiliki nama asli Ma Yun itu meluncurkan Netpreneur Prize untuk mendukung pemberdayaan wirausaha Afrika.
Hadiah senilai 10 juta dolar AS akan diberikan kepada 100 pengusaha Afrika selama 10 tahun ke depan, yang berfokus pada inovasi, pemberdayaan ekonomi perempuan, serta usaha kecil.
Setahun sebelumnya, Alibaba Business School bekerjasama dengan Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) juga mengumumkan eFounders Fellowship Initiative, sebuah program untuk melatih 1.000 pengusaha dari negara berkembang, 200 orang diantaranya berasal dari Afrika.
Program tersebut memfasilitasi para pengusaha untuk mempelajari bisnis dan inovasi di kantor pusat Alibaba di Hangzhou, Cina.
Kedua inisiatif ini diharapkan dapat membangun ekonomi yang lebih inklusif di Afrika, juga membentuk prospek masa depan masyarakat benua tersebut.
Menurut Jack Ma, orang-orang muda Afrika memiliki semangat potensi kewirausahaan yang besar untuk bisa dikembangkan.
"Saya tidak pernah mengajari seseorang menjadi sukses, tetapi akan berbagi tentang kesalahan-kesalahan yang saya buat. Dari kesalahan itu, kita bisa mengambil pelajaran dan membuat kemajuan," kata pebisnis berusia 54 tahun itu. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Kemenkeu Ungkap Lebih dari 1 Miliar Batang Rokok Ilegal Beredar di Indonesia
-
Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Lokasi Bencana Kab Aceh Tamiang Salurkan Bantuan
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat