Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan segenap jajaran yang dibawahinya masih diselimuti duka yang cukup mendalam terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Pasalnya, dalam peristiwa tersebut, terdapat 21 orang pegawai jajaran Kementerian Keuangan dan yang membawahinya jadi korban pesawat nahas tersebut.
Terkait peristiwa tersebut, beredar sebuah sajak yang isinya cukup menyentuh di media sosial dan pesan berantai Whatsapp. Terlebih lagi, dalam sajak tersebut dituliskan nama Sri Mulyani.
Berikut pesan berantai yang beredar di media sosial:
*_Sajaknya ibu Sri Mulyani - Menkeu_*
... kepada kamu yang malam tadi berdebat dengan istri. Merasa lelah mendengar keluhannya yang tak henti. Membawa kesal itu dalam tidurmu, sehingga emosi belum reda pagi ini...
Berpelukanlah sebelum pamit berangkat kerja nanti.
Karena bisa jadi,
Inilah waktumu melihatnya terakhir kali...
Kepada kamu yang akhir-akhir ini merasa hidup berat sekali. Kelelahan mengurus rumah sendiri, tumpuk setrikaan tanpa henti, kepusingan mengatur tagihan yang datang bertubi. Lalu diam-diam, kau kutuki karir suamimu yang tidak juga naik posisi...
Sambutlah ia ketika pulang nanti.
Katakan betapa bersyukurnya memiliki suami yang senantiasa bekerja keras dan menjaga kehalalan gaji. Ucapkan terimakasih dengan tulus hati.
Kau tidak pernah tahu, bisa jadi untuk melakukannya esok, kau tak lagi punya waktu...
Kepada kamu yang hari ini merasa pusing mendengar berisiknya anak di rumah. Padahal sepulang dari kantor mata rasanya hanya ingin terpejam dan badan butuh rebah. Lalu diam-diam, kau simpan itu menjadi emosi marah...
Tersenyumlah lebar buat mereka hari ini.
Saat hendak pergi, dan saat nanti pulang kembali.
Luangkan waktu untuk menatap wajah mungil itu yang bercerita riang tentang hari harinya padamu. Dengarkan intonasi suaranya. Rekam baik-baik binar mata dan ekspresi mereka.
Karena sungguh bukan sebuah ketidakmungkinan,
Besok lusa tak ada lagi kesempatan...
**
Kebersamaan menahun seringkali membuat kita lebih mudah mendeteksi kekurangan, daripada menemukan kebaikan.
Lebih lancar memberi kritik, daripada memberi apresiasi.
Lebih cenderung mengeluh. Dan lupa mensyukuri satu sama lain.
Padahal kita tidak pernah tahu kapan kebersamaan ini akan berhenti. Bisa jadi hari ini. Bisa jadi besok. Bisa jadi sebentar lagi.
Hargai setiap momen yang kita punya saat ini.
Minta maaf selagi bisa.
Berterimakasih selagi masih ada waktu.
Bercanda, berbincang, tertawa..., selagi kesempatan masih ada.
Berpelukanlah!
Selagi hangat tubuhnya masih bisa dirasa.
**
*_Deep condolence untuk seluruh awak dan penumpang Lion Air JT610..._*
Yang diantaranya ada seorang Ayah, yang pagi kemarin baru saja pamit bekerja setelah menghabiskan weekendnya untuk mengunjungi anak istri yang tinggal di Jakarta. Melepas rindu setelah sepekan tak bertemu.
Ada juga seorang Ibu yang semalam masih bercanda dengan putri kesayangannya. Menemaninya tidur. Lalu paginya berangkat untuk dinas luar kota. Bekerja. Menjemput pahala.
Dan ada pula seorang lelaki yang baru menikah dua hari. Kemarin pagi mengecup istrinya di bandara. Mesra. Sembari meminta doa. Sebelum terbang mencari nafkah pertamanya.
***
Kita betul-betul gak pernah tau.
Bisa jadi salam yang kita berikan hari ini, adalah salam terakhir buat orang-orang tercinta.
Lakukanlah selagi bisa....
Namun, ketika dikonfirmasi ke Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti, Sri Mulyani secara tegas mengatakan tak menulis sajak tersebut.
"Saya tidak menulis." tegas Sri Mulyani.
Tak berhenti sampai disitu saja, pihak Kementerian Keuangan kemudian menelusuri pengunggah sajak tersebut.
Didapatilah sang penulis sajak bernama akun Jayaning Hartami.
"Setelah saya cari-cari informasi, sajak yang sangat bagus dan menyentuh ini adalah buah karya dari Jayaning Hartami." kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti.
Karena telah ramai di media sosial, dan banyak orang yang menanyakan kebenaran sajak tersebut. Sang pemilik akun pun kemudian memberikan klarifikasinya. Berikut sedikit kutipan klarifikasi sang pemilik akun.
Tulisan tentang keluarga, kehilangan, dan JT 610 kemarin adalah tulisan ASLI buatan saya. Bukan buatan beberapa nama yang beredar, apalagi buatan Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan kita. Kasihan atuhlah kalo beliau disamain sama remah remah momogi macem saya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T