Suara.com - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan kondisi stabilitas sistem keuangan pada triwulan III-2018 secara keseluruhan masih tetap terjaga.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, stabilnya sistem keuangan tersebut lantaran kondisi fundamental ekonomi yang kuat, kinerja lembaga keuangan yang membaik, serta kinerja emiten di pasar modal yang stabil.
Fundamental ekonomi yang kuat membuat sistem keuangan tetap stabil walaupun tekanan pada pasar keuangan mengalami peningkatan menjelang akhir tahun.
"Yang menopang stabilitas sistem keuangan itu pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga 5,3 persen dan inflasi yang rendah dan stabil, serta cadangan devisa yang memadai. Kemudian dari sisi APBN itu defisit mengecil dan keseimbangan primer membaik," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Dia menjelaskan, kondisi yang terjaga juga ditunjukan pada indikator sistem keuangan yang tercermin dari kinerja perbankan. Di antaranya meningkatnya fungsi intermediasi, risiko kredit yang terkendali, serta kapasitas permodalan yang memadai.
“Tercatat pada September 2018, kredit perbankan tumbuh 12,69 persen di tengah volatilitas pasar. Dari sisi permodalan perbankan kita masih menunjukkan penguatan. CAR masih di kisaran 23 persen,” ujarnya.
Kendati demikian, potensi risiko yang dicermati masih berasal dari arah kebijakan pemerintah Amerika Serikat dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonominya. Hal ini berdampak signifikan terhadap perekonomian dunia, terutama mitra dagang utama AS.
"Sebagai akibatnya, terjadi perlambatan dan ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi global yang berdampak negatif terhadap perekonomian domestik," kata dia.
Sedangkan dari dalam negeri, potensi risiko masih berasal dari defisit transaksi berjalan yang terus melebar, nilai tukar yang terus tertekan, serta ketergantungan pada ekspor komoditas tertentu.
Oleh karenanya, KSSK terus melakukan pemantauan dan mitigasi berkelanjutan atas dampak dari berbagai potensi risiko tersebut.
"Karena itu, kami (KSSK) sepakat akan menyelenggarakan rapat berkala kembali pada bulan Januari 2019," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur