Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan kenaikan pangkat anumerta dan surat keputusan pensiun untuk tiga keluarga korban pesawat jatuh Lion Air JT 610.
Ketiga pegawai ESDM yang menjadi korban adalah Kepala Seksi Niaga Gas Bumi Direktorat Hilir Inayah Fatwa Kurnia Dewi, Analis Kebijakan Pertama Direktorat Hilir Dewi Herlina, dan Analis Kegiatan Usaha Hilir Migas Jannatun Cintya Dewi.
Jonan meminta agar keluarga yang ditinggalkan dapat bersabar dan memberikan doa terbaik untuk para pegawai yang ditinggalkan.
"Sekali lagi kami mengucapkan duka cita mendalam. Ini satu perjalanan hidup manusia, kita tak pernah tahu kapan akan kembali pada Sang Pencipta. Jadi keluarga yang ditinggalkan doakan terbaik," kata Jonan di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu (19/12/2018).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, ketiga pegawai tersebut menuju Pangkalpinang untuk melakukan monitoring pencampuran bahan bakar nabati ke bahan bakar minyak oleh badan usaha niaga.
"Untuk Jannatun Cintya Dewi memperoleh haknya berupa tunjangan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, pengangkatan sebagai pegawai negeri sipil, kenaikan pangkat anumerta menjadi penata muda tingkat I/III b dan pensiun yang diberikan kepada orang tua," ungkap Ego.
Sementara, untuk Inayah Fatwa Kurnia Dewi mendapatkan tunjangan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, kenaikan pangkat anumerta menjadi pembina IV/A dan pensiun yang diserahterimakan kepada suami.
Untuk Dewi herlina mendapatkan tunjangan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, kenaikan pangkat anumerta menjadi penata III/c dan pensiun yang akan diserahterimakan kepada suami.
Surat kenaikan pangkat dan pensiun diserahkan langsung oleh Jonan kepada keluarga ketiga pegawai yang gugur dalam tugasnya.
"Disamping itu, ahli waris ketiga PNS juga akan mendapatkan asuransi dari Jasa Raharja dan bank BRI serta santunan dari Menteri ESDM dan Wakil Menteri ESDM," ungkap Ego.
Untuk diketahui, pesawat Lion Air JT 610 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada pukul 06.20 WIB. Namun, pesawat itu dilaporkan hilang kontak dan terakhir terjatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018).
Pesawat tujuan ke Pangkalpinang itu membawa 189 orang termasuk dua pilot dan enam pramugari. Pesawat pun sempat meminta kembali ke Bandara Soekarno-Hatta sebelum akhirnya hilang kontak dan ditemukan jatuh tinggal puing di perairan Tanjung Karawang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
Bisnis Azis Wellang, Pembalak Hutan yang Main Domino Bareng Dua Menteri Prabowo
-
DANA Kaget: Cara Mudah Dapat Saldo Gratis, Plus Tips Hindari Penipuan
-
11 Link DANA Kaget Khusus Akhir Pekan, Ayo Klaim Tautan Penuh Cuan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Jangan Sampai Ketinggalan! Inilah Cara Cepat Dapat DANA Kaget Terbaru beserta Link Aktifnya
-
5 Desain Rumah Murah Rp 50 Juta, Lengkap dengan Harga Bahan Bangunan dan Jasa Tukang
-
Viral Karyawan Kena PHK Massal, Pemilik Gudang Garam Masuk 50 Orang Terkaya di Indonesia
-
Berapa Tarif Cukai Rokok 2025? Viral Isu PHK Massal Gudang Garam
-
PHK Massal di Gudang Garam Jadi Tanda Ekonomi Indonesia Masih Rapuh