Suara.com - Korporasi besar di Indonesia disebut masih banyak memiliki kelemahan dalam layanan transaksi digital. Hal tersebut lantaran kemajuan teknologi yang tidak diimbangi oleh infrastruktur yang memadai.
Perbaikan infrastruktur dan aturan main sangat dibutuhkan karena negara kawasan Asia Pasifik terus meningkatkan digitalisasi mereka.
Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Digital Consumer Insights 2018 oleh perusahaan layanan informasi terkemuka di dunia, Experian, yang bekerja sama dengan riset pasar ICT dan perusahaan penasihat terkemuka IDC.
Survei konsumen ini dilakukan di sepuluh pasar Asia Pacific, termasuk Australia, Tiongkok, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Selandia Baru, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Managing Director, Asia Tenggara dan Pasar Berkembang Experian Asia Pasifik Dev Dhiman mengatakan, setidaknya terdapat satu dari lima orang yang pernah mengalami penipuan secara langsung, sementara satu dari tiga orang atau kerabat terdekat mereka pernah terkena dampaknya.
“Indonesia adalah salah satu pasar e-commerce yang pertumbuhannya paling cepat di dunia, dengan 74 persen dari responden pernah melakukan pembelian online," kata Dev di Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Namun, Dev mengungkapkan, penipuannya pun tinggi, dengan rata-rata 25 persen orang Indonesia pernah mengalami tindak penipuan melalui berbagai macam e-commerce dan layanan, dan sekitar sepertiga 35 peeswn dari mereka yang berpikir untuk mengganti penyedia layanan jasa ketika terjadi penipuan.
“Tingginya tingkat penipuan dapat berefek negatif terhadap kepercayaan konsumen. Hal ini tentunya akan menyulitkan negara ekonomi berkembang seperti Indonesia karena tingginya kasus penipuan yang terjadi,” ujarnya.
Dengan perkembangan ekonomi digital, tantangan bagi penipu hanya akan tumbuh dan perusahaan harus memastikan bahwa mereka memanfaatkan teknologi dengan tepat dan memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi kekompleksitasan di era digital.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Samsung Baru Hadirkan Platform Belanja Online
“Oleh sebab itu, pentingnya infrastruktur yang memadai untuk mencegah merebaknya penipuan yang dilakukan secara online ini,” ujarnya.
Berita Terkait
-
4 Tahun Pimpin Indonesia, Ini yang Telah Dilakukan Jokowi
-
Kisah Kocak Belanja Online, Ketika Ekspektasi Tak Sesuai Realita
-
Bayar Belanjaan Online Kini Bisa dengan Satu Klik Saja
-
Solusi Pengantaran Produk dalam Hitungan Menit Kini Jadi Andalan
-
Canggih: Konsep Stasiun Isi Baterai dengan Parkir Valet Otomatis
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
Terkini
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Perdagangan Selasa Pagi
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Bank Mandiri Salurkan Rp 31,79 Triliun KUR ke 273.045 UMKM
-
Akhir Bulan September, Cek Rincian Bunga Deposito Dolar di BNI, Mandiri dan BNI
-
Ancam Kirim Kejaksaan & KPK, Prabowo Beri Waktu 4 Tahun ke Danantara untuk 'Bersihkan' BUMN
-
Jurus Bank Jakarta Gencarkan Inklusi Keuangan untuk Gen Z
-
Grafik Harga Emas Sepekan Terakhir, Tabungan Emas Makin Cuan
-
Kebijakan Pengendalian Udara 20 Tahun Mati Suri, Investasi Ekonomi Terancam?
-
Danantara Awasi Pembayaran Utang LRT Jabodebek Rp 2,2 Triliun dari KAI ke Adhi Karya
-
Cukai Rokok 2026 Tidak Naik, Industri Dapat Angin Segar dari Pemerintah