Suara.com - Warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan kenaikan tarif tol di ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek) yang diberlakukan usai pemindahan transaksi dari Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama ke GT Cikampek Utama.
"Seharusnya dikaji ulang untuk GT di Kabupaten Bekasi. Sedianya ruas tol pilihan utama menghindari kemacetan, tapi kita secara tidak langsung disuruh kembali memakai jalur arteri yang begitu padat," kata Surjaya Abdul (36) warga Jatimulya, Tambun Selatan.
Menurut dia, keputusan Menteri PUPR terkait penetapan tarif baru ruas Tol Jakarta-Cikampek itu membuat pengeluaran harian untuk membayar layanan tol menuju tempat kerjanya di Cikarang bertambah.
"Sebelum ada penetapan perubahan tarif, dari GT Tambun keluar Cibatu hanya Rp 6.500 kini harus bayar Rp 12.000. Bahkan dari GT Cikarang Barat menuju GT Cibatu yang dahulu hanya Rp 2.500 sekarang Rp 12.000 juga," keluhnya.
Kenaikan tarif tol tersebut juga dikeluhkan pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi yang berlokasi di Desa Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat.
Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bekasi, Edward Sutarman mengeluh lantaran biasa membayar Rp 6.500 dari GT Bekasi Barat atau Bekasi Timur, namun kini harus membayar Rp 12.000.
"Tentu kebijakan naiknya tarif tol ini cukup tinggi yakni hampir mencapai 100 persen, bahkan lebih di GT tertentu," katanya.
Edward berharap pemerintah melalui PT Jasa Marga memperhatikan kenaikan tarif yang luar biasa ini karena sangat merugikan warga Bekasi.
"Kalau bisa diobservasi, pasti warga Bekasi dan sekitarnya menjerit dengan adanya kenaikan tarif tol yang begitu meroket ini," ungkapnya.
Baca Juga: One Way Tol Cikampek Berlaku sampai KM 263 Brebes Barat
Kabag Humas PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Hendra Damanik mengatakan, kenaikan tarif tersebut berdasarkan Keputusan Menteri PUPR yang mengeluarkan kebijakan pembongkaran GT Cikarang Utama. Kebijakan tersebut berdampak pada pengguna tol jarak pendek.
"Memang untuk sistem terbuka ini berdampak pada pengguna tol dengan jarak tempuh pendek, namun untuk jarak tempuh yang jauh tidak terasa dengan tarif baru yang sudah ditentukan," katanya.
Dengan adanya perubahan tarif ini, Hendra mengimbau pengguna tol jarak pendek untuk dapat memanfaatkan ruas jalan arteri dan pantura sebagai alternatif jalur tol.
"Ya saya harap untuk menghindari tingginya tarif tol, lebih baik menghindari jalan tol," tandas dia. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Menko Airlangga: Jauh Lebih Baik!