Suara.com - Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero), Faik Fahmi mengakui bahwa maskapai penerbangan Lion Air Group sempat meminta penundaan pembayaran jasa kebandarudaraan. Menurutnya permasalahan tersebut sudah lama terjadi dan saat ini sudah terselesikan.
Diketahui penundaan pembayaran yang diminta oleh Lion Air Group ke 13 bandara yang dikelola AP I. Faik membeberkan surat yang dilayangkan sudah ada sejak bulan Januari 2019.
"Itu sebenarnya berita lama, sempet ada diskusi pembahasan. Tapi sudah tidak masalah sebenarnya," ujar Faik Fahmi di Gedung Sinergi 8 Kementerian BUMN, Senin (10/6/2019).
Faik menambahkan untuk pihak maskapai lain tidak ada yang menunda pembayaran jasa kebandarudaraan. Namun ia tidak menyebutkan nominal penundaan jasa oleh Lion Air Group.
"Sudah ada pembicaraan dengan kita aksi korporasi dan sudah ada diskusi. Cuma yang saya kaget kok baru muncul sekarang, Itu kan sudah lama sekali. Saya tidak hafal angkanya," terangnya.
Sebelumnya, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro menjelaskan penundaan pembayaran terjadi pada periode Januari-Maret 2019. Danang membeberkan, penundaan ini telah disampaikan secara tertulis kepada pengelola bandara.
Selain itu pihaknya meminta kepada pengelola bandara untuk memperlakukan hal yang sama dengan maskapai lainnya.
"Lion Air Group meminta kepada pengelola bandar udara agar hal yang terkait dengan kewajiban pembayaran diperlakukan sama dengan operator penerbangan lainnya," kata Danang dalam keterangannya yang diterima Suara.com, Senin (10/6/2019).
Baca Juga: Bulan Mei, Ketepatan Waktu Lion Air Meningkat Hingga 89, 73 Persen
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Paylater Melejit, OJK Ungkap NPL Produk BNPL Lebih Tinggi dari Kredit Bank
-
Harga Cabai Rawit Merah Mulai Turun, Dibanderol Rp 70.000 per Kg
-
Rupiah Melesat di Senin Pagi Menuju Level Rp 16.635
-
Emas Antam Harganya Lebih Mahal Rp 2.000 Jadi Rp 2.464.000 per Gram
-
Jadi Buat Kampung Haji, Danantara Beli Hotel di Makkah
-
IHSG Masih Menghijau Pagi Ini, Simak Saham-saham Cuan
-
Irjen Kementan Kawal Distribusi Bantuan Langsung dari Aceh: Kementan Perkuat Pengawasan
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah