Suara.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok dikabarkan bakal menjadi pimpinan di salah satu perusahaan BUMN. Mendengar kabar itu, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan membandingkannya dengan sosok Arief Yahya.
Dahlan Iskan membuat tulisan berjudul "Prestasi BTP" yang diunggah pada Sabtu (16/11/2019). Ia merasa heran mengapa kabar Ahok masuk di BUMN ini begitu heboh padahal baru tingkat rencana.
Menteri BUMN di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini tidak mempermasalahkan penunjukkan Ahok menjadi pimpinan di BUMN jika memang berdasarkan prestasi.
"Rencana itu sangat sangat baik. Kalau BTP memang dianggap orang yang selama ini berprestasi. Lepas siapapun ia. Apa pun pendidikannya. Di mana pun perjalanan karir sebelumnya," tulis Dahlan Iskan.
Namun ia juga bertanya, "Bagaimana kalau ada penilaian BTP itu hanya berprestasi dalam membuat kehebohan? Terserah yang menilai dan yang diberi nilai".
Menurutnya, perusahaan tidak bisa maju kalau hebohnya lebih besar dari kerjanya.
Menyinggung soal kehebohan, Dahlan kemudian memberikan perumpamaan, benang berhasil ditarik, tepung tidak terhambur.
Pria kelahiran 17 Agustus 1951 menyebut Arief Yahya adalah contoh sosok yang berhasil menarik benang dan menjaga tepung.
Dahlan kemudian mengungkit prestasi dan kinerja Menteri Pariwisata di periode pertama kabinet Presiden Jokowi tersebut. Ia menyebut bahwa selama Arief Yahya menjadi menteri tidak ada kehebohan tapi menciptakan prestasi.
Baca Juga: Mentan Komitmen Tingkatkan Produksi dan Jamin Ketersediaan Pangan
"Arief Yahya bisa mengerjakan dua-duanya. Sukses dalam meletakkan fondasi juga sukses mencapai target-target. Tanpa heboh-heboh. Untuk pertama kali dalam sejarah: pariwisata kita menghasilkan 20 miliar dolar setahun. Tahun 2019 ini," ungkap Dahlan.
Orang seperti itulah definisi berprestasi menurutnya. Makanya, Dahlan Iskan menempatkan Arief Yahya sebagai Dirut Telkom Indonesia.
"Jenis orang seperti Arief Yahya itulah yang saya maksud dengan orang yang berprestasi. Di mana pun ia ditempatkan akan seperti itu. Bahkan di bidang yang berbeda sama sekali pun," ujar Dahlan Iskan.
Sosok orang sejenis Arief Yahya hanya bisa tidak sukses saat ingin menjadi caleg, capres, cagub dan cawali.
"Ia tidak populer. Padahal sistem pemilihan kita sekarang mementingkan yang populer melebihi yang berprestasi," menurut Dahlan Iskan.
Dahlan berpendapat sosok orang seperti Arief Yahya adalah yang diperlukan Indonesia untuk cepat maju.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
PLN Jamin Ketersediaan SPKLU demi Kenyamanan Pengguna Kendaraan Listrik Sepanjang Nataru
-
Kapitalisasi DRX Token Tembus Rp2,4 Triliun, Proyek Kripto Lokal Siap Go Global
-
Saham Emiten Keluarga Bakrie Mulai Bangkit dari Kubur
-
Eks Tim Mawar Untung Budiharto Kini Bos Baru Antam
-
Sempat Rusak Karena Banjir, Jasa Marga Jamin Tol Trans Sumatera Tetap Beroperasi
-
Banyak Materai Palsu di E-Commerce, Pos Indonesia Lakukah Hal Ini
-
Mendag Dorong Pembentukan Indonesia Belarus Business Council
-
Tekanan Jual Dorong IHSG Merosot ke Level 8.649 Hari Ini
-
Bank Mega Syariah Luncurkan Program untuk Tingkatkan Frekuensi Transaksi
-
Pertemuan Tertutup, Prabowo dan Dasco Susun Strategi Amankan Ekonomi 2025 dan Pulihkan Sumatera